Senin, 29 Februari 2016

KEMAHIRAN MEMBACA DAN MENULIS TIDAK TERLALU DIBUTUHKAN BAGI SISWA SMK

       Menyambut  Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) lulusan sekolah menengah kejuruan harus memiliki sertifikasi kelayakan berstandar internasional untuk dapat bersaing  dengan  negara lain. Saat ini, memiliki keterampilan dan pendidikan teori saja tidak cukup jika tidak memiliki sertifikasi keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri. Tujuannya, agar tenaga kerja kita mendapat upah yang layak seperti tenaga kerja dari negara lain.

       Sertifikasi keterampilan yang diterima oleh siswa SMK, menjelaskan tentang kelayakan  siswa untuk bekerja di perusahan  berdasarkan  keterampilan selama sekolah dan menjalani praktik di perusahan. Salah satu cara mengasah keterampilan siswa SMK adalah LKS (Lomba Kompetensi Siswa) yang menjadi salah satu cara  memotivasi berprestasi siswa dan sebagai sarana mempromosikan bidang keahliannya untuk menyambut tantangan global. Selain itu, program magang atau PKL (Praktik Kerja Lapangan) bagi siswa SMK merupakan langkah nyata dalam implementasi keterampilan kerja siswa SMK di dunia usaha atau industri. Hal ini jelas akan semakin mengasah keterampilan dan pengetahuan mereka sebagai bekal keterampilan sesuai standar yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri.
       Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa keterampilan berbahasa seperti membaca dan menulis tidak terlalu penting untuk dikuasai oleh siswa SMK.  Apalagi kemampuan membaca dan menulis secara teori yang sering diajarkan di kelas oleh guru seperti membaca teks, menganalisa teks dari berbagai sumber, memproduksi berbagai teks,  dan lain-lain.
      
Selain itu, pendidikan yang sekarang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri menuntut calon tenaga kerja yang memenuhi standar kualitas untuk seseorang dapat diterima sebagai seorang pekerja adalah keterampilan dalam bidang usaha atau industri yang dibutuhkan. Keterampilan membaca dan menulis bukanlah syarat yang seringkali dicantumkan oleh perusahaan yang akan merekrut calon tenaga kerja khususnya yang terjun dalam bidang produksi di perusahaan-perusahaan. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sekolah menengah kejuruan memang mengajarkan dan mendidik siswa untuk memiliki skill atau keterampilan yang mampu secara langsung diserap oleh dunia usaha dan dunia industri. Keterampilan yang dimaksudkan adalah keterampilan penguasaan pada bidang-bidang keahlian seperti mekanik, otomotif, mesin, elektronik, komputer dan jaringan, audio dan video, akuntansi, dan lain-lain. Jadi sekali lagi saya tegaskan, kemampuan membaca dan menulis bukanlah yang dipersyaratkan sebagai keterampilan inti yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dikuasai oleh seseorang, khususnya siswa SMK.
       Apalagi apabila sebuah SMK sudah berstandar ISO maka perusahaan akan mempercayakan perekrutan calon tenaga kerja dari SMK tersebut. Alasannya, masyarakat internasional sangat menghargai SMK yang ber-ISO karena dengan begitu menunjukkan jika SMK tersebut telah memiliki perilaku kerja yang taat azas, efektifitas dan efisiensi pendidikan yang telah menerapkan budaya kerja yang beraplikasi pada budaya sistematik dalam mendidik siswa, mampu mengelola sumber daya yang berperilaku mutu (quality attitude), output yang dihasilkan benar-benar memiliki skill atau keterampilan yang sudah diyakini sebagai pelaku proses produksi yang tolak ukurnya jelas dan berstandar internasional.
Jadi, standar ISO merupakan salah satu barometer, bukan hanya untuk sekolah tetapi bagi kualitas siswa yang berada di bawah naungan pendidikan SMK tersebut yang digambarkan memiliki budaya keterampilan yang “mumpuni” dan diakui oleh internasional. Berkaca dari hal itu, jelaslah keterampilan yang dituntut oleh dunia usaha dan industri yang diharapkan dari siswa SMK untuk menjadi pelaku proses produksi bukanlah keterampilan membaca dan menulis melainkan keterampilan aplikasi dalam bidang-bidang usaha atau industri.

       Kemampuan membaca dan menulis memang merupakan keterampilan atau skill sebagai bagian kemampuan berpikir. Dua jenis keterampilan berpikir ini merupakan kemampuan dalam mengolah informasi yang masuk dalam ranah kognitif/otak manusia. Kemampuan mengolah informasi sangat ditentukan oleh kemampuan dan tingkat pengetahuan setiap individu. Skill dapat dibentuk melalui proses latihan terus-menerus dan yang diajarkan di SMK adalah 70% praktik dan 30% sisanya adalah teori.
Melihat fenomena tersebut sudah sangat gamblang jika keterampilan berupa praktik memiliki porsi lebih besar daripada teori. Kegiatan praktik yang diajarkan di SMK tidak lain adalah kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan yang berkaitan dengan program keahlian yang ada di setiap SMK, baik keahlian di bidang otomotif, mekanik, rekayasa perangkat lunak, akuntansi, nautika perkapalan, dan lain-lain. Hal ini menegaskan keterampilan yang diberikan porsi lebih besar bukanlah keahlian untuk peningkatan keterampilan membaca dan menulis.
       Alasan lainnya karena keahlian membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang sudah dibekalkan kepada setiap siswa saat mereka mulai mengenyam pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga kemudian mereka memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMA atau memilih di SMK. Ketika siswa memilih belajar di SMK pastinya bertujuan untuk menambah dan meningkatkan kemampuan pada bidang keahlian tertentu yang diminatinya. Jika ingin meningkatkan keterampilan membaca dan menulis niscaya memilih jalur pendidikan SMK dirasa kurang pas. Hal itu disebabkan keterampilan yang ingin ditingkatkan pada jenjang pendidikan SMK adalah keterampilan berbasis produksi atau mengarah pada dunia kerja. Untuk memenuhi standar dunia kerja maka kemahiran dalam membaca dan menulis bukan menjadi prioritas utama.

       Dapat disimpulkan bahwa kemahiran membaca dan menulis adalah keterampilan yang tidak terlalu dibutuhkan oleh siswa SMK karena keahlian itu sudah didapatkan oleh siswa semenjak mereka berada di tingkatan pendidikan dasar dan menengah pertama, kalau pun keterampilan membaca dan menulis diajarkan di tingkatan SMK itu merupakan keterampilan tambahan karena keterampilan yang ada di SMK diarahkan untuk menyiapkan siswa dapat memenuhi kebutuhan sebagai pelaku proses produksi di dunia usaha dan industri.


(Dikutip dari Berbagai Sumber sebagai Materi Debat Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten Brebes)

9 komentar: