Minggu, 25 Mei 2014

MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA, BENTUK KATA DAN UNGKAPAN



MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA, BENTUK KATA, DAN UNGKAPAN

A.     Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata
       Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan kelas kata atau jenis kata. Secara umum kelas kata terdiri atas 7 macam, yaitu:
1)   kata kerja (verba)

2)   kata sifat (adjektiva )

3)   kata keterangan (adverbia)

4)   kata benda (nomina)

5)   kata ganti (pronomina)

6)   kata bilangan (numeralia)

7)   kata tugas (preposisi, konjungsi, artikula, interjeksi, partikel)

1.   Kata Kerja (Verba)
       Kata kerja ialah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata

kerja biasanya berfungsi sebagai predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata kerja apabila memenuhi persyaratan berikut.

a.   Dapat diikuti gabungan kata (frasa) dengan + kata sifat

Contoh: pergi (pergi dengan gembira), tidur (tidur dengan nyenyak)

b.   Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.

Contoh: (akan) pergi, (sedang) tidur, (telah) pergi

c.   Dapat diingkari dengan kata tidak.

Contoh: (tidak) pergi, (tidak) tidur

d.   Berawalan me- dan ber-

Contoh: melatih, merakit, berpikir, berusaha

2.   Kata Sifat (Adjektiva)
       Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang, benda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata sifat apabilamemenuhi persyaratan berikut.

a.   Dapat diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiri dengan kata sekali.

Contoh: indah (sangat indah/paling indah/indah sekali), baik (sangat baik/paling baik/baik sekali)

b.   Dapat diberi awalan se- dan ter-.

Contoh: luas (seluas/terluas), mudah (semudah/termudah)

c.   Dapat diingkari dengan kata tidak.

Contoh: (tidak) murah, (tidak) luas, (tidak) sulit

3.   Kata Keterangan (Adverbia)
       Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Jenis-jenis keterangan :
No
Jenis Keterangan
Preposisi/ Konjungsi
Contoh
1
Tempat
di
ke
dari
(di) dalam
pada
di kamar, di kota
ke Mekah, ke rumahnya
dari Bandung, dari sawah
(di) dalam rumah, dalam laci
pada saya, pada permukaan
2
waktu
-
pada
dalam
se-
sebelum
sesudah
selama
sepanjang
sekarang, kemarin, besok
pada pukul 5, pada hari ini
dalam minggu ini, dalam dua hari
setiba di rumah, sepulang dari sekolah
sebelum mandi, sebelum pukul 3
sesudah makan, sesudah belajar
selama dua hari, selama bekerja
sepanjang tahun, sepanjang hari
3
Alat
dengan
dengan (memakai) sandal, dengan mobil
4
Tujuan
agar/supaya
untuk
bagi
demi
agar /supaya pintar
untuk kemenangan
bagi masa depan
demi kekasihnya
5
Cara
dengan
secara
dengan cara
dengan jalan
dengan diam-diam
secara perlahan
dengan cara damai
dengan jalan berunding
6
Penyerta
dengan
bersama
beserta
dengan sahabatnya
bersama orang tua
beserta adiknya
7
Perbandingan
seperti
bagaikan
laksana
seperti bidadari
bagaikan malaikat
laksana bintang
8
Sebab
karena
sebab
karena perempuan itu
sebab kecerdikannya
9
Jumlah
-
banyak, kurang, cukup, sedikit

4.   Kata Benda (Nomina)
       Kata benda ialah kata yang mengacu pada benda, orang, konsep, ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan subjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi persyaratan berikut.

a.   Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.

Contoh: mobil (mobil yang bagus/mobil yang sangat bagus)

b.   Berimbuhan pe-, -an, pe + an, per + an, ke + an.

Contoh: pemain, mainan, pekerjaan, pertunjukan, kesehatan

c.   Dapat diingkari dengan kata bukan.

Contoh: saya (bukan saya), kursi (bukan kursi)

5.   Kata Ganti (Pronomina)
       Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau nomina. Beberapa pronomina antara lain: aku, saya, ia, dia, -nya, ini, itu, kami, kita, kamu, -mu, kalian, mereka, dll. Contoh:

a.   Aku sudah mencoba membujuknya.      c. Dia terlalu menyayangimu.

b.   Kami sangat berharap kepada kalian.   d. Itu memang miliknya.

6.   Kata Bilangan (Numeralia)
       Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda. Contoh:

a.   Ibu membeli gelas selusin. (sekodi, seikat, seunting, sebungkus, sehektar, sekilo, se- bermakna  satu)

b.   Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya. (kedua, ketiga, awal, terakhir, dst.)

c.   Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor kambing. (satu, dua, tiga, dst.)

d.   Sepertiga dari harta warisan itu disumbangkan ke panti asuhan. (seperempat, setengah, sebagian, separo, dll.)

7.   Kata Tugas
a.   Kata Depan (Preposisi)
       Kata depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Contoh: di (sebelah) utara = menunjuk arah,  ke timur = menunjuk arah,  dari pasar = menunjuk tempat, pada hari senin = menunjuk waktu.

b.   Kata Hubung (Konjungsi)
Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata; frasa dengan frasa, klausa dengan klausa. Contoh :
dan, atau, tetapi, karena, lalu,

c.   Kata Sandang (Artikula)
       Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Contoh:
sang guru (sang bermakna tunggal), para pemimpin (para bermakna jamak), si cantik (si bermakna netral), sri baginda (sri bermakna yang terhormat)

d.   Kata Seru (Interjeksi)
       Kata seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan

hati. Contoh: Aduh, Astaga, Ayo,Wah, Wow, Astagfirullah, Ah, Idih, Ih, dll.

e.   Partikel
       Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai, mempertahankan atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah, dan pernyataan (berita).Contoh partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek, dan –pun.


B. Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata
Dari segi bentuknya, kata dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :
1.   Kata Dasar

2.   Kata Turunan

3.   Kata Ulang

4.   Kata Majemuk

1. Kata Dasar
       Kata dasar adalah kata yang tidak berimbuhan atau yang belum diberikan awalan, akhiran, sisipan, dan penggabungan awalan akhiran. Contoh kata-kata seperti baik, getar, kerja, sakit, gunung disebut sebagai kata dasar karena kata-kata itu tidak berimbuhan atau belum diberi imbuhan. Jika kata-kata itu diberi imbuhan, hasilnya antara lain terbaik, getaran, pekerja, kesakitan, dan pegunungan. Jika sudah mengalami penambahan atau pengimbuhan, kata tersebut sudah dikategorikan ke dalam kata turunan.

2. Kata Turunan
       Sebuah kata dapat menyampaikan beberapa pengertian melalui bentukan-bentukannya. Dari satu kata pula, kita dapat membuat atau mengembangkannya menjadi beberapa kata turunan. Dari kata turunan tersebut, kita dapat mengungkapkan satu bahkan beberapa ide/perasaan. Pemekaran kata dengan memberi imbuhan itu pun akan membuat kata-kata tersebut mengalami perubahan jenis atau kelas katanya. Perhatikan tabel berikut dengan cermat.
Kata Dasar
Pelaku
Proses
Hal/Tempat
Perbuatan
Hasil
asuh
pengasuh
pengasuhan
-
mengasuh
asuhan
baca
pembaca
pembacaan
-
membaca
bacaan
bangun
pembangun
pembangunan
-
membangun
bangunan
buat
pembuat
pembuatan
perbuatan
membuat
buatan
cetak
pencetak
pencetakan
percetakan
mencetak
cetakan
edar
pengedar
pengedaran
pengedaran
mengedarkan
edaran
potong
pemotong
pemotongan
perpotongan
memotong
potongan
sapu
penyapu
penyapuan
persapuan
menyapu
sapuan
tulis
penulis
penulisan
-
menulis (kan)
tulisan
ukir
pengukir
pengukiran
-
mengukir
ukiran
impor
pengimpor
pengimporan
-
mengimpor
imporan

3. Kata Ulang (reduplikasi)
       Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan bentuk baik seluruh kata maupun sebagian. Semua kata ulang wajib ditulis dengan memakai tanda penghubung (-). Macam-macam kata ulang antara lain:
a.   Kata ulang seluruh kata dasar
Contoh:
                   1)    anak-anak                              3) meja-meja
                   2)    buku-buku                             4) ibu-ibu

b.   Kata ulang berimbuhan
Contoh:
                   1)    berjalan-jalan                          4) bermanja-manja
                   2)    dibesar-besarkan                   5) dipukul-pukulkan
                   3)    berlari-larian                           6) menarik-narik

c.   Kata ulang berubah bunyi
Contoh:
                   1)    gerak-gerik                            6) caci-maki
                   2)    mondar-mandir                       7) compang-camping
                   3)    huru-hara                               8) terang-benderang
                   4)    bolak-balik                             9) carut-marut
                   5)    lauk-pauk                               10) compang-camping

d.   Kata ulang semu (reduplikasi zero)
Contoh:
                   1)    biri-biri                                   5) ubur-ubur
                   2)    kunang-kunang                      6) alun-alun
                   3)    kupu-kupu                             7) mata-mata
                   4)    agar-agar                               8) kura-kura

Ditiinjau dari maknanya, bentuk kata ulang dapat memiliki makna :
1.   Keragaman            : umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran
Makna                   : berbagai jenis umbi, berbagai jenis buah
2.   Kekolektifan          : bangunan-bangunan, rumah-rumah
              Makna                   : banyak bangunan, banyak rumah
3.   Kemiripan              :
a.   Rupa                : orang-orangan, kuda-kudaan, langit-langit
Makna rupa      : mirip dengan orang, mirip kuda, mirip langit
b.   Sifat                 : kekanak-kanakan, kebarat-baratan
Makna sifat      : memiliki sifat seperti anak-anak

4. Kata Majemuk (Komposisi)
       Adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki satu arti.Setiap kata ditulis terpisah tanpa menggunakan ktanda hubung (-). Contoh :
a.   Rumah tahanan
b.   Kendaraan roda dua
c.   Pasukan pengawal presiden
d.   Bangunan bersejarah
e.   Senjata laras panjang
f.    Rumah sakit umum
g.   Rumah makan padang

C.  Klasifikasi Kata Berdasarkan Makna Kata
1. Makna Kata Berdasarkan Hubungan Referensial
a.   Makna denotatif
       Makna denotatif ialah makna yang paling dekat dengan bendanya (makna konseptual), atau kata yang mengandung arti sebenarnya. Contoh:
                   1)    Bunga mawar itu dipetik Sita dan disuntingkan di rambutnya.
                   2)    Penjual menawarkan barang kepada pembeli.
b.   Makna konotatif
       Makna konotatif ialah makna kiasan atau diartikan makna yang cenderung lain dengan benda nyata (makna kontekstual) disebut juga makna tambahan. Contoh :
                   1)    Ayahnya mendapat kursi sebagai anggota dewan. kursi artinya jabatan/kekuasaan
                   2)    Hatiku berbunga-bunga setelah anakku mendapat juara pertama. berbunga-bunga artinya gembira
Dalam pengertian lain makna konotasi berkaitan dengan cakupan makna halus dan cakupan makna kasar. Contoh cakupan makna halus:
1.   Neneknya sudah meninggal dua hari yang lalu.
2.   Istri Pak Dadang seorang perawat di rumah sakit pusat.
3.   Ibunya Rosita sedang hamil lima bulan.
4.   Mari kita doakan para pahlawan yang telah gugur agar arwahnya diterima oleh Allah.
Contoh cakupan makna kasar:
1.   Pamannya sudah mampus seminggu yang lalu.
2.   Kakakku sedang bunting, dia harus berhati-hati.
3.   Bininya seorang dokter.
4.   Pahlawan telah mati di medan laga.

c. Makna idiomatik (ungkapan)
       Secara umum ungkapan berarti gabungan kata yang memberi arti khusus atau kata-kata yang dipakai dengan arti lain dari arti yang sebenarnya. Ungkapan dapat juga diartikan makna leksikal yang dibangun dari beberapa kata, yang tidak dapat dijelaskan lagi lewat makna kata-kata pembentuknya. Contoh:
                   1)    ringan tangan        = rajin bekerja, suka memukul
                   2)    gerak langkah        = perbuatan
                   3)    dipeti-eskan          = dibekukan atau tidak digunakan
                   4)    tertangkap basah   = terlihat saat melakukan
                   5)    banting stir            = mengubah haluan
                   6)    jantung hati           = kekasih
       Ungkapan berfungsi menghidupkan, melancarkan serta mendorong perkembangan bahasa Indonesia supaya dapat mengimbangi perkembangan kebutuhan bahasa terhadap ilmu pengetahuan dan keindahan sehingga tidak membosankan. Tata bahasa ibarat kebun, ungkapan ibarat kembang-kembangnya.
       Dilihat dari bentuk dan prosesnya, ungkapan dapat diperinci ke dalam beberapa jenis berikut.
                   1)    Ungkapan satu kata
a.   kursi = jabatan
b.   tenggelam = tidak sadar
c.   gula-gula = simpanan
                   2)    Ungkapan dua kata
a.   mencari akal = mencari ide
b.   mengadu domba = memprovokasi, memecah belah
c.   timah panas = ditembak
                   3)    Ungkapan tiga kata
a.   diam seribu bahasa = membisu
b.   membuka pintu hati = memberi kesempatan, menyadarkan
c.   sepertiga malam terakhir = tengah malam jelang dini hari

2. Makna Kata Berdasarkan Hubungan Antarmakna
     Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna terdiri atas sinonim, antonim, homonym, homofon, homograf, polisemi, dan hiponim.
a.   Sinonim
     Sinonim ialah pasangan kata atau kelompok kata yang mempunyai arti mirip atau hampir sama. Walaupun sinonim menunjukkan kesamaan arti kata, sesungguhnya arti kata-kata itu tidaklah sama betul. Dalam kalimat tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan tetapi dalam kalimat lain tidak dapat digunakan atau penggunaannya selalu dipertimbangkan oleh unsur nilai rasa atau lingkungan penuturnya (kontekstual). Contoh :
                   1)    Bung Hatta telah wafat (wafat = meninggal; bernilai rasa sopan; pantas)
                   2)    Bung Hatta telah mati (mati = meninggal; bernilai rasa kasar; tidak pantas)

b.   Antonim
     Antonim adalah kata-kata yang berlawanan maknanya/berlawanan artinya. Contoh :
                   1)    Keras lemahnya bunyi tergantung dari kuat lemahnya energi.
                   2)    Baik buruknya semua keputusan pasti ada risikonya.

c.   Homonim
       Homonim adalah dua kata atau lebih yang tulisan dan lafalnya sama tetapi maknanya berbeda. Contoh :
                   1)    Genting (makna : 1. atap rumah, 2. keadaan gawat)
                   2)    Utara (makna : 1. arah mata angin, 2. menyampaikan)
                   3)    Roman (makna : 1. raut muka, 2. jenis prosa)

d.   Homofon
       Homofon adalah dua kata atau lebih yang lafalnya sama tetapi tulisan dan maknanya berbeda. Contoh :
                   1)    Bank = lembaga penyimpanan; Bang = Panggilan akrab pria dewasa
                   2)    Sangsi = ragu; Sanksi = hukuman


e.   Homograf
       Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknannya berbeda. Contoh :
                   1)    Seri = seimbang; Seri-seri = gembira
                   2)    Apel = upacara; Apel = jenis buah

f.    Polisemi
       Polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna tetapi saling berhubungan. Contoh :
                   1)    Jatuh = jatuh hati, jatuh sakit, jatuh bangun
                   2)    Kepala = kepala sekolah, kepala surat


g.   Hipernim
       Hipernim adalah kata yang maknanya telah tercakup pada kata yang lain. Hiponim juga bermakna kata yang memiliki hubungan hierarkis dengan beberapa kata yang lain. Hubungan hierarki ini terdiri atas satu kata yang merupakan induk (hipernim), yang memiliki semua komponen makna kata lainnya yang menjadi unsur bawahannya (hiponim). Proses hiponim dan hipernim menimbulkan istilah kata umum dan kata khusus. Contoh :
                   1)    Kelapa, palem, pinang, dan enau termasuk tumbuhan palma.
                   2)    Mengintip, melirik, memandang, memperhatikan masih dikategorikan melihat.

Kata khusus
Kata umum
kelapa, palem, enau, pinang
tumbuhan palma
mengintip, melirik, memandang
melihat

h.   Hiponim
       Hiponim adalah kata yang maknanya mencakup beberapa kata yang lain. Contoh :
                   1)    Ada beberapa macam jenis unggas yakni ayam, angsa, bebek, itik, mentok.
                   2)    Yang termasuk dalam jenis logam diantaranya emas, perak, platina, baja, besi.

Kata umum
Kata khusus
unggas
ayam, angsa, bebek, itik, mentok
logam
emas, perak, platina, baja, besi