MEMBACA
UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA, BENTUK KATA, DAN UNGKAPAN
A.
Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata
Kata merupakan unsur yang sangat penting
dalam membangun suatu kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan yang
berbeda sesuai dengan kelas kata atau jenis kata. Secara umum kelas kata
terdiri atas 7 macam, yaitu:
1)
kata
kerja (verba)
2)
kata
sifat (adjektiva )
3)
kata
keterangan (adverbia)
4)
kata
benda (nomina)
5)
kata
ganti (pronomina)
6)
kata
bilangan (numeralia)
7)
kata
tugas (preposisi, konjungsi, artikula, interjeksi, partikel)
1.
Kata Kerja (Verba)
Kata kerja ialah kata yang menyatakan
perbuatan atau tindakan. Kata
kerja biasanya
berfungsi sebagai predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata
kerja apabila memenuhi persyaratan berikut.
a.
Dapat diikuti gabungan kata (frasa) dengan
+ kata sifat
Contoh: pergi (pergi dengan gembira), tidur (tidur dengan
nyenyak)
b.
Dapat diberi aspek waktu, seperti akan,
sedang, dan telah.
Contoh: (akan) pergi, (sedang) tidur, (telah) pergi
c.
Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh: (tidak) pergi, (tidak) tidur
d.
Berawalan me- dan ber-
Contoh: melatih, merakit, berpikir, berusaha
2.
Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat ialah kata
yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang,
binatang, benda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.Suatu kata dapat
digolongkan ke dalam kelas kata sifat apabilamemenuhi persyaratan berikut.
a. Dapat diawali dengan
kata sangat, paling dan diakhiri dengan kata sekali.
Contoh: indah (sangat indah/paling indah/indah sekali),
baik (sangat baik/paling baik/baik sekali)
b. Dapat diberi awalan se-
dan ter-.
Contoh: luas
(seluas/terluas), mudah (semudah/termudah)
c. Dapat diingkari
dengan kata tidak.
Contoh: (tidak) murah, (tidak) luas, (tidak)
sulit
3.
Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan atau
adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif, atau kalimat. Jenis-jenis keterangan :
No
|
Jenis Keterangan
|
Preposisi/
Konjungsi
|
Contoh
|
1
|
Tempat
|
di
ke
dari
(di)
dalam
pada
|
di
kamar, di kota
ke
Mekah, ke rumahnya
dari
Bandung, dari sawah
(di)
dalam rumah, dalam laci
pada
saya, pada permukaan
|
2
|
waktu
|
-
pada
dalam
se-
sebelum
sesudah
selama
sepanjang
|
sekarang,
kemarin, besok
pada
pukul 5, pada hari ini
dalam
minggu ini, dalam dua hari
setiba
di rumah, sepulang dari sekolah
sebelum
mandi, sebelum pukul 3
sesudah
makan, sesudah belajar
selama
dua hari, selama bekerja
sepanjang
tahun, sepanjang hari
|
3
|
Alat
|
dengan
|
dengan
(memakai) sandal, dengan mobil
|
4
|
Tujuan
|
agar/supaya
untuk
bagi
demi
|
agar
/supaya pintar
untuk
kemenangan
bagi
masa depan
demi
kekasihnya
|
5
|
Cara
|
dengan
secara
dengan
cara
dengan
jalan
|
dengan
diam-diam
secara
perlahan
dengan
cara damai
dengan
jalan berunding
|
6
|
Penyerta
|
dengan
bersama
beserta
|
dengan
sahabatnya
bersama
orang tua
beserta
adiknya
|
7
|
Perbandingan
|
seperti
bagaikan
laksana
|
seperti
bidadari
bagaikan
malaikat
laksana
bintang
|
8
|
Sebab
|
karena
sebab
|
karena
perempuan itu
sebab
kecerdikannya
|
9
|
Jumlah
|
-
|
banyak,
kurang, cukup, sedikit
|
4.
Kata Benda (Nomina)
Kata benda ialah kata yang mengacu pada
benda, orang, konsep, ataupun pengertian yang berfungsi sebagai objek dan
subjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi
persyaratan berikut.
a.
Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.
Contoh: mobil (mobil yang
bagus/mobil yang sangat bagus)
b.
Berimbuhan pe-, -an, pe + an, per + an, ke + an.
Contoh: pemain, mainan, pekerjaan, pertunjukan, kesehatan
c.
Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh: saya (bukan saya), kursi (bukan kursi)
5.
Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata
yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk
mengganti kata benda atau nomina. Beberapa pronomina antara lain: aku, saya, ia, dia, -nya, ini, itu, kami,
kita, kamu, -mu, kalian, mereka, dll. Contoh:
a.
Aku sudah mencoba
membujuknya. c. Dia terlalu menyayangimu.
b.
Kami sangat berharap
kepada kalian. d. Itu memang
miliknya.
6.
Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata
yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda. Contoh:
a.
Ibu membeli gelas selusin. (sekodi, seikat, seunting, sebungkus, sehektar,
sekilo, se- bermakna satu)
b.
Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya. (kedua, ketiga, awal, terakhir,
dst.)
c.
Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor kambing. (satu, dua, tiga, dst.)
d.
Sepertiga dari harta warisan
itu disumbangkan ke panti asuhan. (seperempat, setengah, sebagian, separo,
dll.)
7.
Kata Tugas
a.
Kata Depan (Preposisi)
Kata depan adalah kata yang menghubungkan
dua kata atau dua kalimat. Contoh: di
(sebelah) utara = menunjuk arah, ke timur = menunjuk arah, dari
pasar = menunjuk tempat, pada
hari senin = menunjuk waktu.
b.
Kata Hubung (Konjungsi)
Kata sambung adalah
kata yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata;
frasa dengan frasa, klausa dengan klausa. Contoh :
dan, atau, tetapi, karena, lalu,
c.
Kata Sandang (Artikula)
Kata
sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Contoh:
sang
guru
(sang bermakna tunggal), para
pemimpin (para bermakna jamak), si
cantik (si bermakna netral), sri baginda (sri bermakna
yang terhormat)
d.
Kata Seru (Interjeksi)
Kata
seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan
hati. Contoh: Aduh, Astaga, Ayo,Wah, Wow, Astagfirullah,
Ah,
Idih, Ih, dll.
e.
Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang
bertugas memulai, mempertahankan atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam
komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah, dan pernyataan (berita).Contoh
partikel: -lah, -kah, -tah, -deh,
-dong, -kek, dan –pun.
B. Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata
Dari segi bentuknya, kata dapat dibedakan
atas empat macam, yaitu :
1.
Kata Dasar
2.
Kata Turunan
3.
Kata Ulang
4.
Kata Majemuk
1. Kata Dasar
Kata
dasar adalah kata yang tidak berimbuhan atau yang belum diberikan awalan,
akhiran, sisipan, dan penggabungan awalan akhiran. Contoh kata-kata seperti
baik, getar, kerja, sakit, gunung disebut
sebagai kata dasar karena kata-kata itu tidak berimbuhan atau belum diberi
imbuhan. Jika kata-kata itu diberi imbuhan, hasilnya antara lain terbaik, getaran,
pekerja, kesakitan, dan pegunungan. Jika sudah mengalami penambahan
atau pengimbuhan, kata tersebut sudah dikategorikan ke dalam kata turunan.
2. Kata Turunan
Sebuah kata dapat menyampaikan beberapa
pengertian melalui bentukan-bentukannya. Dari satu kata pula, kita dapat
membuat atau mengembangkannya menjadi beberapa kata turunan. Dari kata turunan tersebut,
kita dapat mengungkapkan satu bahkan beberapa ide/perasaan. Pemekaran kata
dengan memberi imbuhan itu pun akan membuat kata-kata tersebut mengalami perubahan
jenis atau kelas katanya.
Perhatikan tabel berikut dengan cermat.
Kata
Dasar
|
Pelaku
|
Proses
|
Hal/Tempat
|
Perbuatan
|
Hasil
|
asuh
|
pengasuh
|
pengasuhan
|
-
|
mengasuh
|
asuhan
|
baca
|
pembaca
|
pembacaan
|
-
|
membaca
|
bacaan
|
bangun
|
pembangun
|
pembangunan
|
-
|
membangun
|
bangunan
|
buat
|
pembuat
|
pembuatan
|
perbuatan
|
membuat
|
buatan
|
cetak
|
pencetak
|
pencetakan
|
percetakan
|
mencetak
|
cetakan
|
edar
|
pengedar
|
pengedaran
|
pengedaran
|
mengedarkan
|
edaran
|
potong
|
pemotong
|
pemotongan
|
perpotongan
|
memotong
|
potongan
|
sapu
|
penyapu
|
penyapuan
|
persapuan
|
menyapu
|
sapuan
|
tulis
|
penulis
|
penulisan
|
-
|
menulis (kan)
|
tulisan
|
ukir
|
pengukir
|
pengukiran
|
-
|
mengukir
|
ukiran
|
impor
|
pengimpor
|
pengimporan
|
-
|
mengimpor
|
imporan
|
3. Kata Ulang (reduplikasi)
Kata ulang adalah kata yang mengalami
proses pengulangan bentuk baik seluruh kata maupun sebagian. Semua kata ulang
wajib ditulis dengan memakai tanda penghubung (-). Macam-macam kata ulang antara lain:
a. Kata ulang seluruh kata dasar
Contoh:
1) anak-anak 3) meja-meja
2) buku-buku 4) ibu-ibu
b. Kata ulang berimbuhan
Contoh:
1) berjalan-jalan 4) bermanja-manja
2) dibesar-besarkan 5) dipukul-pukulkan
3) berlari-larian 6) menarik-narik
c. Kata ulang berubah bunyi
Contoh:
1) gerak-gerik 6) caci-maki
2) mondar-mandir 7) compang-camping
3) huru-hara 8) terang-benderang
4) bolak-balik 9) carut-marut
5) lauk-pauk 10)
compang-camping
d. Kata ulang semu (reduplikasi zero)
Contoh:
1) biri-biri 5) ubur-ubur
2) kunang-kunang 6) alun-alun
3) kupu-kupu 7) mata-mata
4) agar-agar 8) kura-kura
Ditiinjau
dari maknanya, bentuk kata ulang dapat memiliki makna :
1. Keragaman : umbi-umbian,
buah-buahan, sayur-sayuran
Makna :
berbagai jenis umbi, berbagai jenis buah
2. Kekolektifan :
bangunan-bangunan, rumah-rumah
Makna : banyak bangunan, banyak rumah
3. Kemiripan :
a. Rupa : orang-orangan,
kuda-kudaan, langit-langit
Makna rupa :
mirip dengan orang, mirip kuda, mirip langit
b. Sifat :
kekanak-kanakan, kebarat-baratan
Makna sifat :
memiliki sifat seperti anak-anak
4.
Kata Majemuk (Komposisi)
Adalah gabungan dua
kata atau lebih yang memiliki satu arti.Setiap kata ditulis terpisah tanpa
menggunakan ktanda hubung (-). Contoh :
a. Rumah tahanan
b. Kendaraan roda dua
c. Pasukan pengawal presiden
d. Bangunan bersejarah
e. Senjata laras panjang
f. Rumah sakit umum
g. Rumah makan padang
C.
Klasifikasi Kata Berdasarkan Makna Kata
1. Makna Kata Berdasarkan Hubungan Referensial
a.
Makna denotatif
Makna denotatif ialah makna yang paling
dekat dengan bendanya (makna konseptual), atau kata yang mengandung arti
sebenarnya. Contoh:
1) Bunga mawar itu
dipetik Sita dan disuntingkan di rambutnya.
2) Penjual menawarkan barang
kepada pembeli.
b.
Makna konotatif
Makna konotatif ialah makna kiasan atau
diartikan makna yang cenderung lain dengan benda nyata (makna kontekstual)
disebut juga makna tambahan. Contoh :
1) Ayahnya mendapat kursi
sebagai anggota dewan. kursi artinya jabatan/kekuasaan
2) Hatiku berbunga-bunga
setelah anakku mendapat juara pertama. berbunga-bunga artinya gembira
Dalam pengertian lain makna konotasi
berkaitan dengan cakupan makna halus dan cakupan makna kasar. Contoh cakupan
makna halus:
1.
Neneknya
sudah meninggal dua hari yang lalu.
2.
Istri Pak Dadang seorang perawat di rumah sakit
pusat.
3.
Ibunya
Rosita sedang hamil lima bulan.
4.
Mari
kita doakan para pahlawan yang telah gugur agar arwahnya diterima oleh
Allah.
Contoh cakupan makna kasar:
1.
Pamannya
sudah mampus seminggu yang lalu.
2.
Kakakku
sedang bunting, dia harus berhati-hati.
3.
Bininya seorang dokter.
4.
Pahlawan
telah mati di medan laga.
c. Makna idiomatik (ungkapan)
Secara umum ungkapan berarti gabungan
kata yang memberi arti khusus atau kata-kata yang dipakai dengan arti lain dari
arti yang sebenarnya. Ungkapan dapat juga diartikan makna leksikal yang
dibangun dari beberapa kata, yang tidak dapat dijelaskan lagi lewat makna
kata-kata pembentuknya. Contoh:
1) ringan tangan = rajin bekerja, suka memukul
2) gerak langkah = perbuatan
3) dipeti-eskan = dibekukan atau tidak digunakan
4) tertangkap basah = terlihat saat melakukan
5) banting stir = mengubah haluan
6) jantung hati = kekasih
Ungkapan berfungsi menghidupkan,
melancarkan serta mendorong perkembangan bahasa Indonesia supaya dapat
mengimbangi perkembangan kebutuhan bahasa terhadap ilmu pengetahuan dan
keindahan sehingga tidak membosankan. Tata bahasa ibarat kebun, ungkapan ibarat
kembang-kembangnya.
Dilihat dari bentuk dan prosesnya, ungkapan
dapat diperinci ke dalam beberapa jenis berikut.
1) Ungkapan satu kata
a. kursi = jabatan
b. tenggelam = tidak sadar
c. gula-gula = simpanan
2) Ungkapan dua kata
a. mencari akal = mencari ide
b. mengadu domba = memprovokasi, memecah belah
c. timah panas = ditembak
3) Ungkapan tiga kata
a. diam seribu bahasa = membisu
b. membuka pintu hati = memberi kesempatan, menyadarkan
c. sepertiga malam terakhir = tengah malam jelang dini hari
2. Makna Kata Berdasarkan Hubungan Antarmakna
Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna
terdiri atas sinonim, antonim, homonym, homofon, homograf, polisemi, dan hiponim.
a.
Sinonim
Sinonim ialah pasangan kata atau kelompok
kata yang mempunyai arti mirip atau hampir sama. Walaupun sinonim menunjukkan
kesamaan arti kata, sesungguhnya arti kata-kata itu tidaklah sama betul. Dalam
kalimat tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan tetapi dalam kalimat lain tidak
dapat digunakan atau penggunaannya selalu dipertimbangkan oleh unsur nilai rasa
atau lingkungan penuturnya (kontekstual). Contoh :
1) Bung Hatta telah
wafat (wafat = meninggal; bernilai rasa sopan; pantas)
2) Bung Hatta telah mati
(mati = meninggal; bernilai rasa kasar; tidak pantas)
b.
Antonim
Antonim adalah kata-kata yang berlawanan
maknanya/berlawanan artinya. Contoh :
1) Keras lemahnya bunyi tergantung dari kuat lemahnya energi.
2) Baik buruknya semua keputusan pasti ada risikonya.
c.
Homonim
Homonim adalah dua
kata atau lebih yang tulisan dan lafalnya sama tetapi maknanya berbeda. Contoh
:
1) Genting (makna : 1. atap rumah, 2. keadaan gawat)
2) Utara (makna : 1. arah mata angin, 2. menyampaikan)
3) Roman (makna : 1. raut muka, 2. jenis prosa)
d.
Homofon
Homofon adalah dua kata atau
lebih yang lafalnya sama tetapi tulisan dan maknanya berbeda. Contoh :
1) Bank = lembaga penyimpanan; Bang = Panggilan akrab pria dewasa
2) Sangsi = ragu; Sanksi = hukuman
e.
Homograf
Homograf adalah dua kata atau
lebih yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknannya berbeda. Contoh :
1) Seri = seimbang; Seri-seri = gembira
2) Apel = upacara; Apel = jenis buah
f.
Polisemi
Polisemi adalah kata yang
memiliki banyak makna tetapi saling berhubungan. Contoh :
1) Jatuh = jatuh hati, jatuh sakit, jatuh bangun
2) Kepala = kepala sekolah, kepala surat
g.
Hipernim
Hipernim adalah kata yang maknanya
telah tercakup pada kata yang lain. Hiponim juga bermakna kata yang memiliki
hubungan hierarkis dengan beberapa kata yang lain. Hubungan hierarki ini
terdiri atas satu kata yang merupakan induk (hipernim), yang memiliki semua
komponen makna kata lainnya yang menjadi unsur bawahannya (hiponim). Proses
hiponim dan hipernim menimbulkan istilah kata umum dan kata khusus. Contoh :
1) Kelapa, palem, pinang, dan enau termasuk tumbuhan palma.
2) Mengintip, melirik, memandang, memperhatikan masih dikategorikan melihat.
Kata khusus
|
Kata umum
|
kelapa,
palem, enau, pinang
|
tumbuhan
palma
|
mengintip,
melirik, memandang
|
melihat
|
h.
Hiponim
Hiponim adalah kata yang
maknanya mencakup beberapa kata yang lain. Contoh :
1) Ada beberapa macam jenis unggas yakni
ayam, angsa, bebek, itik, mentok.
2) Yang termasuk dalam jenis logam diantaranya
emas, perak, platina, baja, besi.
Kata umum
|
Kata khusus
|
unggas
|
ayam,
angsa, bebek, itik, mentok
|
logam
|
emas,
perak, platina, baja, besi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar