Jumat, 07 September 2018

PELAJARAN 2 : TEKS EKSPOSISI




A.   PENGERTIAN TEKS EKSPOSISI
              Teks eksposisi merupakan teks yang berisi penyajian gagasan, ide, sikap, pendirian berbentuk pendapat/opini mengenai suatu permasalahan yang disertai argumen/alasan logis sebagai penguat pendapat/opini yang disampaikan. Argumen/alasan yang disampaikan penulis maupun pembicara dijadikan sebagai bukti faktual, hasil analisis, alat evaluasi dan klarifikasi atau penjelasan tentang masalah yang dibicarakan sehingga menguatkan gagasan yang disampaikan. Kemudian setelah penyampaian argumen-ergumen, diakhir penjelasan diberikan rekomendasi (saran/usul) sebagai penegasan atas opini/pendapat yang telah disampaikan sebelumnya. Bentuk teks eksposisi biasanya digunakan dalam kegiatan presentasi, ceramah, pidato, editorial, opini, dan beberapa jenis teks lain yang bertujuan untuk menyatakan pendapat atau memberikan gambaran mengenai suatu hal.

B.   STRUKTUR TEKS EKSPOSISI
1.    Pembuka
Yaitu bagian teks yang berisi pandangan awal untuk menempatkan objek/topik/permasalahan dalam suatu keadaan (konstelasi) yang berkaitan (relevan) dengan permasalahan yang dibacakan. Bagian ini bersifat opsional (pilihan), artinya bagian ini boleh ada dalam teks maupun boleh juga tidak dicantumkan.

2.    Tesis (Pernyataan Pendapat)
Yaitu bagian teks yang berisi pendapat (opini), gagasan, sikap, atau pendirian umum dari penulis atau pembicara tentang suatu objek/topik/masalah yang diangkat dalam teks eksposisi. Dalam hal ini, penulis atau pembvicara akan menyampaikan sudut pandangnya yang menyatakan setuju atau tidak setuju, mendukung atau menolak, boleh atau melarang, positif atau negatif, prospekstif atau suram, konstruktif atau destruktif dan sejenisnya terhadap objek/topik/permasalahan yang dibicarakan.

3.    Argumentasi (Alasan)
Yaitu tahapan yang menjadi unsur penjelas/klarifikasi untuk mendukung tesis yang disampaikan. Bentuk argumentasi ini dapat berupa alasan, data hasil temuan, fakta-fakta, informasi atau pernyataan para ahli, contoh maupun fenomena-fenomena yang logis dan berkorelasi (berkaitan) dengan objek/topik/permasalahan yang dibicarakan.

4.    Penutup (Penegasan Ulang)
Yaitu bagian yang berisi penegasan ulang dari pendapat (opini) yang disampaikan di awal dengan menambahkan rekomendasi (saran atau usul) terhadap pemecahan (solusi) terhadap objek/topik/permasalahan yang diangkat. Bagian ini biasanya disusun dengan redaksi kalimat yang berbeda dari tesis atau pernyataan awal.

C.   CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI
1.    Istilah
     Dalam teks eksposisi banyak menggunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang sedang dibahas. Penggunaan istilah tersebut dapat membantu pembicara atau penulis teks eksposisi memperkuat gagasannya. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang digunakan untuk bidang tertentu dan pemakaiannya hanya dipahami oleh orang yang berkecimpung dalam bidang tersebut.

2.    Adjektiva (Kata Sifat)
       Adalah kata yang secara umum menunjukan sifat, atau keadaan orang, benda atau binatang.

3.    Afiksasi (Imbuhan)
    Adalah proses penambahan imbuhan (afiks) pada kata dasar.    Adalah proses penambahan imbuhan (afiks) pada kata dasar. Berbagai bentuk afiksasi seperti prefiks (awalan), sufiks (akhiran), konfiks (awalan-akhiran), infiks (sisipan), dll.

4.    Pronomina (Kata Ganti)
       Adalah kata pengganti yang digunakan untuk mengacu atau merujuk pada nomina (kata benda) atau nomina lainnya yang digunakan untuk menggantikan suatu benda atau sesuatu yang dibendakan. Beberapa jenis pronomina antara lain:
a.    pronomina persona (kata ganti orang), seperti :
1)   pronomina orang pertama tunggal, seperti saya, aku, beta, daku
2)   pronomina orang pertama jamak, seperti kita, kami
3)   pronomina orang kedua tunggal, seperti anda, kamu
4)   pronomina orang kedua jamak, seperti kalian
5)   pronomina orang ketiga tunggal, seperti ia, dia, beliau
6)   pronomina orang ketiga jamak, seperti mereka
b.    pronomina posesiva (kata ganti kepemilikan; menyatakan milik), seperti :
1)   pulpen-ku
2)   pulpen-mu
3)   pulpen-nya
c.    pronomina demonstativa (kata ganti penunjuk benda, lokasi, tempat), seperti :
1)   ini                                  4) di sini
2)   itu                                  5) di situ
3)   di sana                          6) ke sana
d.    pronomina korelative (kata ganti penghubung), seperti :
1)   tidak hanya, … akan tetapi (juga)           5) jangankan, … saja
2)   baik, …. maupun                                       6) entah, … atau
3)   bukan hanya, … tetapi juga                     7) mungkin, … atau bahkan
4)   apakah, … atau hanya                              8) sedemikian rupa, … sehingga
e.    pronomina interogativa (kata ganti tanya), seperti :
1)   apa                                4) kapan
2)   mana                             5) bagaimana
3)   siapa                             6) mengapa

5.    Konjungsi (Kata Hubung)
     Adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat, intrakalimat, antarparagraf. Kata hubung yang digunakan dalam teks eksposisi dapat menyatakan beberapa makna, antara lain :
a.    hubungan perbandingan, seperti :
1) perbandiingan persamaan, seperti sebagaimana, hal yang sama, sama dengan itu, sehubungan dengan itu, seperti, bagaikan, bagai, dll.
2) perbandingan perbedaan, seperti sebaliknya, hal yang berbeda, sedangkan, berbeda dengan itu, tetapi, namun, walaupun demikian, bagaimanapun, dll.
b.    hubungan pertentangan, seperti namun, sedangkan, akan tetapi, melainkan, dll.
c.    hubungan pengandaian, seperti andai, andaikan, seandainya, sekiranya, kalau saja, dll.
d.    hubungan pilihan, seperti atau, ataupun, maupun, dll.
e.   hubungan penegasan, seperti bahkan, apalagi, yakni, yaitu, merupakan, adalah, ialah, dll.
f.     hubungan tujuan, seperti guna, agar, supaya, untuk, dll.
g.   hubungan kewaktuan, seperti sebelumnya, selanjutnya, sesudah itu, bilamana, sejak, dll.
h.  hubungan korelatif, seperti tidak hanya … tetapi juga …, sedemikian rupa … sehingga …, bukannya … melainkan …, dll.
i.     hubungan penjelas, seperti bahwa
j.     hubungan syarat, seperti asalkan, asal, jika, jikalau, kalau, bila, apabila, dll.
k.   hubungan konsesif (tanpa syarat)
adalah konjungsi yang menyatakan keadaan atau kondisi yang berrtentangan atau berlawanan dengan sesuatu yang dinyatakan dalam kluasa utama, seperti walaupun, meskipun, kendati, kendatipun, sekalipun, dll.

6.    Kalimat Nomina
       Adalah kalimat yang predikatnya berupa nomina (kata benda), pronomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), numeralia (kata bilangan), atau preposisi (kata depan). Contoh :
a.    Kalimat nomina dengan predikat kata benda  (nomina)
1)   Adikku itu seorang insinyur elektro
2)   Mereka itu para karyawan pabrik tekstil
b.    Kalimat nomina dengan predikat kata ganti (pronomina)
1)   Pemilik restoran cepat saji itu ayahku
2)   Semua ini yangv membayar saya
c.    Kalimat nomina dengan predikat kata sifat (ajektiva)
1)   Pendidikan sangat penting bagi generasi penerus bangsa
2)   TKI paling banyak menyumbangkan devisa bagi negara
d.    Kalimat nomina dengan predikat kata bilangan (numeralia)
1)   Siswa SMK Muhammadiyah ada delapan ratus orang
2)   Pendapatan perusahaan miliknya satu milyar perbulan
e.    Kalimat nomina dengan predikat kata depan (preposisi)
1)   Pimpinan perusahaan pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih
2)   Jarak antara tempat tinggalnya dengan sekolah cukup jauh
f.     Kalimat nomina dengan predikat kata keterangan (adverbia)
1)   Ujiannya besok baru dilaksanakan
2)   Batas akhirnya sekarang

7.    Kalimat Verbal
       Adalah kalimat yang memiliki predikat berupa kata kerja (verba), bbukan nomina (kata benda) atau adjektiva (kata sifat). Susunan kalimatnya terdiri dari subjek dan predikat dengan syarat: (1) subjek berisi kata benda (orang, hewan, tumbuhan, dll.), (2) predikat berupa verba (kata kerja), (3) bisa ditambahkan objek, keterangan waktu, keterangan tempat.

Kalimat verbal dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :
a.    Kalimat Verbal Transitif
Adalah kalimat yang memerlukan objek. Contoh:
1)   Perusahaan di Jakarta tidak mampu menyerap seluruh tenaga kerja
2)   Kedisiplinan dapat membentuk karakterisitik dan jiwa kepemimpinan
3)   Naiknya nilai dollar dapat memicu kenaikan harga barang elektronik

b.   Kalimat Verbal Intansitif/Taktransitif
Adalah kalimat yang tidak memerlukan objek. Contoh :
1)   Tenaga pendidik sangat dibutuhkan
2)   Ibunya berjualan nasi uduk
3)   Tingginya tingkat urbanisasi pascalebaran menjadi PR Pemprov. DKI
Verba pada kalimat (1)tidak memerlukan objek, sedangkan verba pada kalimat (2) dan (3) terdapat pelengkap yaitu nasi uduk dan PR Pemprov. DKI.

c.    Kalimat Verbal Dwitransitif
Adalah kalimat yang memerlukan objek dan pelengkap sebagai strukturnya. Contoh :
1)   Ibu sedang membuatkan bayinya (O)  bubur sumsum (Pel)
2)   Kepala sekolah harus memberikan para guru (O) pembinaan dan bimbingan (Pel)
3)   Ayah selalu memberikan saya (O) biaya kuliah dan kost (Pel) setiap awal bulan (Ket)

8.    Kalimat Fakta
       Adalah kalimat yang didalamnya terdapat sebuah informasi yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya. Terdapat dua jenis kalimat fakta yaitu:
a.    Fakta Umum
Kalimat fakta umum adalah kalimat yang kebenarannya berlaku selamanya atau sepanjang zaman. Contoh: Alloh Swt telah menciptakan laki-laki dan perempuan
b.    Fakta Khusus
Kalimat fakta khusus adalah kalimat yang kebenarannya berlaku sementara atau dalam kurun waktu tertentu. Contohnya: Gilang saat ini duduk di kelas XII SMK Muhammadiyah.

Adapun ciri kalimat fakta adalah:
1)   Dapat dibuktikan kebenarannya
2)   Informasi berasal dari kejadian faktual
3)  Berisi data yang bersifat kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan)
4)   Menggunakan data yang akurat, baik waktu, tempat, tanggal, dan peristiwanya
5)   Mengemukakan pendapat dari narasumber atau referensi yang terpercaya
6)   Bersifat objektif, artinya menggunakan data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat atau direkayasa dan dilengkapi dengan gambar objek
7)   Dapat menjawab rumus pertanyaan 5W+1H
8)   Menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi

9.    Kalimat Opini
       Adalah kalimat yang berisi hasil pemikiran, gagasan, pendapat, atau sudut pandang yang bersifat perorangan maupun kelompok. Terdapat dua jenis kalimat opini yaitu:
a.    Opini Individu
Kalimat opini individu adalah kalimat yang berisi gagasan, ide, pendapat, sudut pandang yang disampaikan dan hanya diakui oleh perorangan. Contoh: sepertinya hanya saya yang paling keren hari ini
b.    Opini Umum
Kalimat opini umum adalah kalimat yang berisi gagasan, ide, pendapat, sudut pandang yang diakui oleh banyak orang atau semua orang. Contoh: sering mandi malam dapat menyebabkan reumatik

Adapun ciri kalimat opini adalah:
1)   Tidak dapat dibuktikan kebenarannya
2)   Informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya; bisa berupa rekayasa
3)  Bersifat subjektif, artinya menggunakan data yang berasal dari pandangan pribadi penulis berupa pendapat, rekomendasi (saran atau usulan), penilaian, penafsiran (interpretasi), perkiraan (prediksi).
4)   Tidak memiliki nara sumber atau referensi terpercaya
5)   Menunjukan peristiwa yang belum pasti terjadi atau diperkirakan terjadi dikemudian hari
6) Biasanya ditandai dengan pengunaan kata-kata mungkin, dimungkinkan, misalnya, andaikan, jika saja, diduga, diperkirakan, diprediksi, diproyeksikan, sebaiknya, seharusnya, semestinya, lebih baik…, kelihatannya, tampaknya, sepertinya, akan, dipercaya, paling…dibandingkan…., biasanya, dll.

10.    Kalimat Deklaratif (Kalimat Berita)
        Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan, baik yang berupa fakta maupun opini yang disajikan dalam bentuk informasi atau berita. Kalimat deklaratif berfungsi memberikan informasi atau berita tentang sesuatu tanpa mengharapkan tanggapan khusus.