Selasa, 23 Februari 2016

GAME ON LINE DAPAT MENGGANGGU BELAJAR SISWA

        Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi dua faktor utama, yaitu (1) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan fsikis, dan (2) Faktor yang datang dari  luar diri siswa / faktor- faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
    Pada era globalisasi ini  kebudayaan asing sudah banyak mempengaruhi kebudayaan masyarakat semua kalangan khususnya kalangan pelajar. Salah satu contoh kebudayaantersebut adalah internet. Banyak sekali produk yang dapat kita jumpai di internet, seperti salah satu produknya yaitu game online yang populer saat ini di kalangan pelajar. 

          Game saat ini tidak seperti game terdahulu, jika dahulu game hanya bisa maksimal dimainkan dua orang, sekarang dengan kemajuan teknologi terutama jaringan internet, game bisa dimainkan 100 orang lebih sekaligus dalam waktu yang bersamaan dan di tempat yang sama atau di tempat yang berbeda. Game online sangat berkembang pesat akhir-akhir ini, semakin lama, permainannya semakin menyenangkan. Mulai dari tampilan, gaya bermain, grafis permainan, resolusi gambar dan lain sebagainya. Tak kalah juga bervarisasinya tipe permainan seperti permainan perang, petualangan, perkelahian dan game online jenis lainnya yang membuat menariknya permainan. Semakin menarik suatu permainan maka semakin banyak orang yang memainkan game online tersebut. 
          Seperti yang sudah dijelaskan di awal yang mendominasi  memainkan game online adalah kalangan pelajar, mulai dari pelajar tingkat SMP, SMA bahkan menjamah ke pelajar SD hingga TK. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya warnet dan game center yang ada di kota besar maupun kota kecil yang bermain game online di dalamnya adalah pelajar.
  Beberapa alasan jika game online berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa adalah :
1.   Pelajar yang sering memainkan suatu game online, akan menyebabkan ia menjadi ketagihan atau adiksi. Ketagihannya memainkan game online akan berdampak baginya, terutama dari segi akademik karena ia masih dalam usia sekolah. Waktunya akan dihabiskan untuk menyelesaikan suatu misi yang ditawarkan oleh aplikasi game yang dimainkan. Pelajar yang telah kecanduan game online pastinya tidak akan iingat pada tugas sekolah, melalaikan waktu belajar demi bermain game.

2.  Semakin sering pelajar bermain game online dan menjadi kecanduan maka akan secara psikologis akan terganggu. Aspek psikologis tersebut yaitu terganggu dan terhambatnya perkembangan sosial mereka. Game online akan mengurangi aktivitas positif yang seharusnya dijalani oleh anak pada usia perkembangan mereka.   Anak yang mengalami ketergantungan pada aktivitas bernain game onlineselain akan mengurangi waktu belajar juga mengurangi waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya mereka. Jika ini berlangsung terus menerus dalam waktu lama, di perkirakan anak akan menarik diri pada pergaulan sosial, tidak peka dengan lingkungan, bahkan bisa membentuk kepribadian asosial, dimana anak tidak mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

3. Mendorong melakukan hal-hal negatif. Walaupun fenomena ini jumlahnya tidak banyak tetapi cukup sering kita menemukan kasus pemain game online yang berusaha mencuri ID pemain lain dengan berbagai cara. Kemudian mengambil uang didalamnya atau melucuti perlengkapannya yang mahal-mahal demi mengalahkan lawannya. Jika karakter semacam ini disediakan bahkan memang menjadi aplikasi di permainan online maka secara tidak sadar para pelajar yang memainkannya sedang digiring untuk memiliki karakter yang buruk. Ingatlah bahwa seorang anak belajar dari apa yang dilihatnya. Game online yang menawarkan adegan yang berbau kekerasan dapat menyebabkan pelajar mengikuti karakter game yang dimainkannya.
4.  Dari segi keuangan, pelajar yang ketagihan memainkan game online akan menghabiskan uangnya demi bermain game online yang dimainkannya. Adapun uang yang dihabiskannya digunakan untuk membayar billing warnet game center yang harganya mulai dari dua ribu perjam sampai tiga ribu perjam atau dan membeli uang virtual game yang digunakan untuk membeli peralatan, barang, senjata, dan bangunan dari suatu game online.  Jika mereka sudah ketagihan dan karakter mereka terpengaruh karakter game online yang merusak-mencuri misalnya-maka bisa saja pelajar tersebut mengambil uang SPP demi memuaskan hasrat bermain game-nya. Jika uang SPP tidak dibayarkan secara terus-menerus maka dampaknya meluas seperti dia bisa dipanggil guru BP; wali kelas bahkan dipertemukan dengan orangtuanya untuk membahas keuangan sekolah yang ternyata belum dibayarkan.

5.  Karena hal pada poin (4) menyebabkan ketegangan hubungan emosional antara orangtua dengan anak menjadi tinggi dan mengarah pada hubungan yang tidak harmonis. Apabila hubungan antara orangtua dan anak yang berada dalam situasi konflik keluarga ini berlangsung terus-menerus pastinya akan menggangu konsentrasi belajar siswa. Pastinya siswa akan menumpahkan kekesalan atau ketidaknyamanan tersebut dengan berbagai hal yang merugikan waktu belajarnya, seperti tidak fokus dengan pelajaran di sekolah. Bahkan situasi konflik ini bisa merambat lebih luas ke hubungan sosial seperti dengan teman sekolah, guru dan lingkungan bermainnya.
6.  Dari segi sikap; selain bisa membuat pelajar menjadi “pencuri” uang SPP juga keseringan bermain game online  juga dapat menyebabkan perilaku yang tidak sopan”. Pelajar sering kali berbicara kotor dan kasar saat berada di lingkungan sosial atau bahkan di lingkungan belajar mereka yaitu sekolah. Entah hal itu sadar atau tidak dilakukan oleh pelajar bersangkutan namun hal ini dipicu karena para pemain game online seringkali mengucapkan kata-kata kotor dan kasar saat mereka mengahadapi situasi yang tidak menyenangkan bagi mereka ketika bermain game online. Apabila hal tersebut terus berlangsung tanpa adanya koreksi dan perhatian dari orangtua, guru dan lingkungan akan menjadikan pelajar memiliki karakter yang buruk.

7. Dari segi kesehatan, Baroness Greenfield, profesor farmakologi di Universitas Oxford menemukan tanda-tanda terhentinya pertumbuhan zat abu-abu di otak pengguna internet berlebih yang semakin lama dapat memburuk dari waktu ke waktu. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan memori, serta kemampuan mereka untuk membuat keputusan dan tujuan yang akan mereka tetapkan. Apabila pecandu game online mengesampingkan hasil riset tersebut akan menimbulkan kerusakan pada otak yang lebih serius. Bagi pelajar pastinya hal itu akan menggangu fokus belajar mereka. Selain itu, pengguna game online yang adiktif, yang “betah” berjam-jam berada di depan layar monitor akan memberikan ketegangan pada mata dan hal itu dapat menyebabkan mata menjadi rusak. Padahal mata adalah salah satu sumber pengetahuan bagi pelajar untuk mendapatkan ilmu baik di sekolah maupun dari dunia di sekitarnya.
8.  Perubahan pola makan dan istirahat. Perubahan pola istirahat dan pola makan sudah sering terjadi pada pemain game online karena menurunnya kontrol diri. Waktu makan menjadi tidak teratur dan mereka sering tidur pagi demi mendapat akses internet murah pada malam-pagi hari. Hal ini tentu akan mengakibatkan mereka melalaikan tugas sekolah sekaligus kesehatan mereka terganggu sehingga jika sakit pasti mereka akan meninggalkan kelas untuk istirahat di rumah bahkan dirawat di rumah sakit. Akibatnya jelas, pelajaran mereka akan tertinggal.


          Karena respon yang diterima oleh pelajar merupakan efek dari apa yang mereka lihat dan mainkan melalui game online maka akan mengakibatkan seorang pelajar berperilaku kompulsif (memaksa) untuk memenuhi hasrat bermain game online dengan melakukan berbagai cara. Hal litu ditunjukkan pada mereka yang sudah kecanduan atau adiktif terhadap permainan online yang menyuguhkan berbagai kelebihan atau keunggulan games yang dilempar di pasaran dan tak lain untuk merekrut peminat dari berbagai kalangan, tak terkecuali pelajar. Jika mereka bisa memprogramkan diri untuk menyenangi televisi dan bermain game online, mereka mestinya juga bisa diprogramkan untuk hal-hal lain yang lebih baik. Jika ia bisa candu untuk bermain  game online, maka merekapun juga bisa diprogramkan untuk candu belajar.

(Dikutip dari Berbagai Sumber sebagai Materi Lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten Brebes)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar