A.
PENGERTIAN TEKS BERITA
Teks berita adalah teks yang
berisi informasi mengenai peristiwa yang terjadi di dunia yang dimuat melalui
media massa baik cetak maupun elektronik. Berita dapat berupa fakta namun tidak
semua fakta dapat diangkat menjadi berita. Karena berita bukan bentuk salin
tempel (copy paste) dari kenyataan,
maka tidak semua peristiwa dimasukkan dalam berita. Ada beberapa bagian yang
dihilangkan karena tidak sesuai dengan jalan cerita yang hendak disampaikan.
Di dalam berita terdapat
rangkaian peristiwa yang mengikuti jalan cerita atau logika tertentu. Peristiwa
yang satu dirangkaikan dengan peristiwa lain yang berkorelasi dalam bentuk
sebuah cerita (narasi) dalam berbagai sudut pandang sehingga membentuk suatu
struktur cerita. Hal itu bertujuan agar pembaca dapat mengikuti peristiwa yang
disajikan oleh jurnalis.
Melalui berita diharapkan
kita dapat meningkatkan kemampuan berpikir sikap kritis, kreatif dan menambah
wawasan serta pengetahuan yang luas sehingga dapat menyelesaikan masalah
kehidupan. Ada beberapa syarat sebuah peristiwa layak diangkat menjadi topik
berita yaitu :
1. kejadian yang baru, penting, dan bermakna yang berpengaruh pada para
pendengar atau pembacanya,
2. kejadian yang relevan dan layak dinikmati.
B.
STRUKTUR TEKS BERITA
1.
Orientasi
Merupakan bagian pembukaan yang berisi hal yang akan diberitakan. Pada
bagian ini terdapat judul berita. Judul berita pada dasarnya sudah
menggambarkan secra implisit isi dari berita yang disajikan. Selain itu,
informasi telegrafik berita dapat ditangkap melalui judul. Hal ini yang menjadi
salah stu ciri teks berita yaitu pendek.
2.
Peristiwa
Merupakan tahapan teks yang berisi inti dari berita. Pada tahapan ini
berita disampaikan latar belakang peristiwa (waktu, tempat, pihak yang
terlibat, dll.), dan fakta/data yang dimunculkan kemudian.
3.
Sumber Berita
Merupakan tahapan yang berisi referensi dari narasumber berita di dalam
berita. Referensi ini dapat berasal dari narasumber, benda atau rekaman peristiwa
(video atau foto).
C.
KRITERIA PERISTIWA BERNILAI BERITA
Nilai berita merupakan acuan
yang dapat digunakan oleh para jurnalis untuk memutuskan fakta yang pantas
dijadikan berita dan memilih mana yang bernilai berita lebih baik. Kriteria
agar sebuah peristiwa memiliki nilai berita adalah :
1.
Keluarbiasaan
Berita merupakan sebuah peristiwa yang luar biasa. Peristiwa yang
diberitakan bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan menimpa siapa saja dan
tidak bisa prediksi.
2.
Kebaruan
Berita akan menarik perhatian bila informasi yang dijadikan berita
merupakan sesuatu yang baru. Namun bisa saja sesuatu hal yang lama terjadinya
kemudian ditemukan hal-hal baru maka dapat dikatakan jika berita itu adalah
berita baru.
3.
Akibat
Berita merupakan segala sesuatu yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
4.
Aktual
Berita merupakan peristiwa yang sedang terjadi atau baru saja terjadi.
5.
Kedekatan
a.
Kedekatan Geografis
Berita merupakan peristiwa atau informasi yang terjadi di
sekitar tempat tinggal kita.
b.
Kedekatan Psikologis
Berita merupakan peristiwa atau berita yang memiliki
keterikatan p;ikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek
peristiwa yang diberitakan.
6.
Informatif
Berita merupakan segala bentuk informasi yang dapat menghilangkan keraguan
atau ketidakpastian. Berita yang memberikan manfaat kepada publik atau bernilai berita yang patut menjadi
perhatian media.
7.
Konflik
Berita adalah segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat akan dimensi
pertentangan. Berita yang bernilai konflik antara dua pihak atau lebih akan
menimbulkan dua sisi reaksi dan akibat yang berlawanan. Ada pihak yang pro dan
ada pihak yang kontra.
8.
Orang Penting
Berita memuat kisah hidup atau peristiwa yang menimpa atau dialami oleh
orang penting, orang ternama, pesohor, selebriti.
9.
Kejutan
Berita adalah segala sesuatu yang datangnya tiba-tiba diluar dugaan, tidak
direncanakan, diluar perhitungan, tidak terprediksi, tidak diketahui
sebelumnya.
D.
CIRI KEBAHASAAN TEKS BERITA
1.
Keterangan (Adverbia)
Keterangan merupakan unsur
kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan
dalam kalimat; misalnya memberikan informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, kelompok kata, atau anak
kalimat.
Keterangan yang berupa
kelompok kata ditandai oleh preposisi (kata depan) seperti : di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap,
tentang, oleh, untuk. Keterangan berupa anak kalimat ditandai dengan
konjungsi (kata hubung) seperti : ketika,
karena, meskipun, supaya, jika, sehingga. Keterangan dibedakan berdasarkan
perannya di dalam kalimat. Peran keterangan tersebut berupa :
a.
Keterangan Waktu
Keterangan waktu merupakan keterangan mengenai saat
terjadinya suatu peristiwa. Keterangan waktu menjawab pertanyaan kapan. Fungsi
keterangan ini dapat diisi dengan kata tunggal, kelompok kata nomina, atau
kelompok kata preposisi/anak kalimat.
Kata Tunggal
|
Kelompok Kata nomina
|
Kelompok Kata Preposisi
|
Sekarang
|
Sekarang ini
|
Pada hari Minggu
|
Kini
|
Kemarin sore
|
Dari siang hingga malam
|
Sebentar
|
Tidak lama kemudian
|
Sejak malam sampai dengan pagi
|
Nanti
|
Beberapa jam yang lalu
|
Besok malam
|
Kemarin
|
Selama masa sekolah
|
|
Besok
|
sesaat setelah bel berbunyi
|
|
Lusa
|
Besok pagi
|
|
Siang
|
Siang hari
|
|
b.
Keterangan Tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan
tempat, lokasi, terjadinya peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat menjawab
pertanyaan di mana. Keterangan tempat selalu didahului oleh kata depan
(preposisi) seperti : dengan, di, ke,
sampai, dalam. Contoh dalam kalimat :
1) Saya telah sampai di rumah.
(Kata di rumah menunjukkan keterangan
tempat)
2) Anissa berangkat ke Bali.
(kata ke Bali menunjukkan keterangan
tempat)
c.
Keterangan Cara
Keterangan cara adalah keterangan yang memberikan
informasi cara terjadinya peristiwa. Keterangan cara menjawab pertanyaan bagaimana.
Keterangan cara ada yang didahului oleh kata depan (preposisi) dan ada yang
tidak. Keterangan cara yang berupa kata ulang (reduplikasi) merupakan
pengulangan kata sifat (adjektiva). Keterangan cara yang berupa kelompok kata
ditandai oleh kata dengan dan secara. Contoh :
1) Alika menjawab pertanyaan dengan
benar. (Kata dengan benar menunjukkan
keterangan cara)
2) Siswa SMK mengerjakan soal UN secara
mandiri. (Kata secara mandiri menunjukkan
keterangan cara)
d.
Keterangan Penyebaban
Keterangan penyebaban adalah keterangan yang memberikan
informasi mengenai sebab atau alasan terjdiinya suatu peristiwa, keadaan,
kejadian atau perbuatan. Keterangan ini selalu berupa kelompok kata dengan
preposisi (kata depan) karena dan sebab. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai dengan kkonjungsi karena
atau lantaran. Contoh dalam kalimat :
1) Beberapa siswa harus remidi karena
nilai di bawah KKM. (Keterangan penyebaban karena)
2) Lantaran longsor, kendaraan mengular hingga 1 kilometer.(Keterangan penyebaban lantaran)
e.
Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan dalah keterangan yang menunjukkan tujuan
atau maksud perbuatan atau kejadian. Keterangan tujaun ditandai oleh kata untuk, guna, bagi, buat, demi. Contoh
kalimat :
1) Guna meningkatkan nilai, siswa mengikuti kegiatan pengayaan.
2) Nandita membantu ibunya untuk meringankan
beban kerja orangtuanya.
3) Adi memberikan hadiah bagi
sahabat karibnya.
f.
Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi merupakan keterangan yang memberikan
penjelasan kata benda (nomina), misalnya subjek atau objek. Keterangan aposisi
dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Jika ditulis, keterangan aposisi
diapit tanda koma (,); tanda pisah
(-....-); atau tanda kurang (-). Contoh
dalam kalimat :
1) Kakak saya, Mbak Anis, terpilih
sebagai siswa teladan.
2) Presiden Indonesia-Joko Widodo-meresmikan
kereta api cepat.
g.
Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberikan penjelasan kata benda
(nomina) berupa subjek atau objek, tetapi berbeda dari keterangan sposisi.
Keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti
contoh di bawah ini :
1) Arni Nandika, pengusaha retail yang berasal dari Cilacap, mendapatkan hadiah utama dari BRI.
2) Siswa berprestasi, mereka yang memiliki nilai rata-rata 8 dan
berkarakter baik, mendaftar
SNMPTN.
h.
Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas kata benda
(nomina) misalnya subjek, predikat, objek, keterangan dan pelengkap. Jika keterangan
tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Misalnya dalam
kalimat :
1) Siswa yang mendapatkan nilai
rata-rata 8 akan mendapatkan beasiswa.
Bukan semua siswa yang mendapatkan
beasiswa, hanya siswa yang memiliki nilai rata-rata 8.
2) Beberapa anak kelas XI mendaftarkan diri sebagai ketua IPM ranting.
Hanya beberapa siswa kelas XI saja
yang mendaftarkan diri, bukan seluruh siswa kelas XI.
i.
Keterangan Penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada
atau tidak adanya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan perbuatan.
Semua keterangan penyerta dibentuk dengan menghubungkan kata dengan, tanpa, bersama dengan kata atau
kelompok kata tertentu. Kata atau kelompok kata yang berada di belakang kata
itu harus merupakan kata benda (nomina) yang bernyawa atau dianggap bernyawa.
Contoh :
1) Lina mengerjakan PR dengan
teman-temannya.
2) Ia mengangkat kursi tanpa
bantuan siapa pun.
j.
Keterangan Alat
Ketrangan alat merupakan keterangan yang menyatakan ada
atau tidak adanya alat yang digunakan untuk melakukan suatu perbuatan.
Keterangan alat selalu diikuti oleh kata depan (preposisi) dengan atau tanpa.
Misalnya dalam kalimat :
1) Desti memasak sayur asem tanpa
menyertakan garam di dalamnya.
2) Syafira memotong bawang merah dengan
pisau.
k.
Keterangan Similiatif
Keterangan similiatif merupakan keterangan yang
menyatakan kesetaraan atau kemiripan antara suatu keadaan, kejadian, atau
perbuatan dengan keadaan, kejadian, atau perbuatan yang lain. Ditandai dengan
menggunakan konjungsi seperti, laksana,
mirip, bak, layaknya, bagai, bagaikan. Contoh dalam kalimat :
1) Cita-cita besarnya begitu agung laksana
gunung Himalaya.
2) Ia berlagak seperti
biduan saja, berlenggak-lenggok di atas panggung.
l.
Keterangan Kesalingan
Keterangan kesalingan merupakan keterangan yang
menyatakan bahwa suatu perbuatan dilakukan secara silih berganti. Keterangan
ini ditandai oleh kelompok kata satu sama
lain. Contoh dalam kalimat :
1) Mereka bertengkar satu sama lain
memperebutkan hadiah utama.
2) Kita harus berlaku adil satu sama
lain agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
2.
Verba Transitif
Verba transitif merupakan verba (kata kerja) yang memerlukan dua nomina,
satu nomina berfungsi sebagai subjek dan satu nomina lain berfungsi sebagai
objek dalam kalimat. Contoh dalam kalimat :
1) Kementerian Kelautan menangkap
kapal-kapal berbendera asing yang melakukan
ilegal fishing.
2) Presiden meminta para
menterinya segera menghentikan
kegaduhan politik.
3.
Verba Pewarta
Verba pewarta adalah verba (kata kerja) yang digunakan untuk
mengidentifikasi percakapan. Contoh verba pewarta yang sering muncul dalam teks
berita seperti ujar, ungkap, kata,
terang, menjelaskan, mengatakan, memaparkan, dll. Contoh dalam kalimat :
1) “Saya berharap dia akan berubah”, ujar
guru BK.
2) “Seluruh siswa segera mengumpulkan berkas prakerin” kata pak Anung saat sesi pertemuan tadi.
3) Seluruh kapal asing wajib menunjukkan surat ketika masuk perairan Indonesia,
ungkap menteri kelautan.
4) Kepala BKD Brebes menjelaskan
jika reformasi birokrasi di lembaga tersebut sudah biasa terjadi.
Aku bukanlah manusia, menjadi manusia hanya akan mengecawakan diriku sekali lagi, aku tidak akan pernah kembali
BalasHapus