Rabu, 25 Maret 2015

ANAK-ANAK DIIZINKAN MEMILIKI DAN MENGGUNAKAN HANDPHONE

     Dulu, ponsel masih merupakan barang mewah yang hanya dimiliki sebagian kalangan. Jaman sekarang nampaknya ponsel bukan lagi barang mewah. Hampir setiap kalangan menggunakan ponsel. Bahkan kita pun melihat anak SD sudah menggunakan Blackberry. Tidak dapat dipungkiri, kecanggihan fitur ponsel memang sangat menarik perhatian siapapun, tak terkecuali anak-anak SD. Smartphone dengan fiitur menarik seperti kamera, games, MP3 dan tentunya akses internet memang banyak diburu orang. Bila kita perhatikan, takkan ada habisnya fitur yang ditawarkan.

       Ponsel canggih dahulu banyak digunakan oleh mereka yang memiliki jaringan bisnis yang luas, memiliki rekan kerja yang banyak dan semata-mata demi mendukung pekerjaan yang menuntut untuk selalu online di manapun demi membuat laporan atau memberikan informasi. Nampaknya kini terjadi pergeseran jaman. Anak-anak remaja pun sudah banyak yang memiliki ponsel canggih sekelas Blackberry. Tak ayal anak SD pun ikut latah menggunakannya.
       Memang tak salah, sebagai orang tua, kita ingin selalu menyenangkan hati anak. Apalagi orang tua yang memiliki materi berlebih. Smartphone tak lagi menjadi barang mewah. Memang hak setiap orang tua membelikan smartphone untuk buah hati mereka, namun sebaiknya dipahami seberapa perlu buah hati anda memilikinya.
      
HP juga diberikan dengan alasan faktor keamanan si anak atau untuk kelancaran komunikasi saat si anak sedang ikut les atau ekstrakurikuler yang memang tidak ada akses telepon kabel, maka orangtua boleh saja membekali handphone. Demikian pula bila lokasi sekolah dan kegiatan–kegiatan anak cukup jauh yang notabene akan memakan waktu.
       Tak dapat dipungkiri, HP memberi dampak positif yaitu anak dan orangtua lebih mudah berkomunikasi. Sewaktu-waktu saat anak membutuhkan orangtua bisa dengan mudah dilakukan, orangtua pun lebih tenang. Selain itu, anak bisa lebih lancar dalam mengetik (kemampuan motorik).
       Banyak orang tua menghadapi dilema mengenai hal ini serta ada banyak pro dan kontra terhadap hal ini. Pada akhirnya, ada banyak alasan untuk membiarkan anak-anak memiliki dan menggunakan HP dan ada juga banyak alasan untuk tidak membiarkan mereka memiliki dan menggunakannya. Pada akhirnya harus disesuaikan yang mana yang paling cocok dengan situasi keluarga dan individu. 
Oleh sebab itu, awasi dengan ketat penggunaannya. Kebanyakan HP memiliki fitur tambahan yang menyediakan cara bagi orang tua untuk membantu memonitor HP anak mereka. Ada fitur yang disebut “Kontrol Pengguna” dan fitur ini membuat orang tua dapat mengontrol panggilan masuk dan keluar dan SMS. Itu juga mengizinkan orang tua untuk memblokir layanan telepon selama hari-hari tertentu di mana HP tidak layak digunakan misalnya selama jam sekolah.

Kebanyakan penyedia layanan data memiliki layanan gratis yang dapat memblokir kemampuan untuk mengunduh beberapa hal. Orangtua setidaknya akan mendapat keuntungan dari layanan tersebut sehingga penggunaan pulsa pada HP anak-anak dapat tekontrol. Sebagai orangtua pasti tidak ingin mendapat tagihan telepon sebesar 3 juta rupiah karena anaknya menggunakan pulsa telepon untuk menemukan musik yang keren dan mengunduhnya, mendownload games yang menarik tanpa menyadari biayanya.
Jadilah orangtua yang bijak khususnya dalam memberikan anak ponsel agar tidak merugikan anda sebagai orangtua dan tidak merugikan anak pula. Disisi lain, efek negatif dari ponsel bagi anak-anak pun mengintai. (1) Selain games yang bisa menjadi candu, masih ada sederet dampak negatif pemakaian ponsel. (2) Mulai dari kemungkinan anak tergoda mengakses gambar-gambar yang tidak senonoh atau melakukan kenakalan lainnya apabila HP sudah dilengkapi internet. (3) Bila anak terlalu berlebihan atau menunjukkan ketergantungan dalam menggunakan HP untuk berkomunikasi, akibatnya anak jadi kurang terbiasa berkomunikasi secara tatap muka alias berpengaruh terhadap keterampilan sosialnya. Berkomunikasi dengan anak menggunakan ponsel sebenarnya menjadi bukti kurang harmonisnya komunikasi antara anak dan orang tua. Bila si anak hanya beberapa jam saja berada di luar rumah, tentulah belum perlu membekali mereka ponsel.
(4) Anak juga akan menjadi kurang memerhatikan kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitarnya, sehingga kurang sensitif. (5) Jika anak ingin menggunakan handphone karena alasan tren atau ikut–ikutan temannya dan orangtua memenuhinya, maka anak cenderung akan memiliki sifat konsumstif dan pamer. Alhasil anak akan selalu berusaha meminta HP-nya kerap diperbaharui dengan handphone yang lebih canggih.
            Sekali lagi saya tegaskan sebagai orang tua kita harus bijak mana yang menjadi prioritas untuk keperluan anak. Pertimbangkan pula efek negatifnya sebelum memenuhi keinginannya. Bukankah kita ingin buah hati kita tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki kepekaan sosial dengan mulai memberinya pengertian kapan dan untuk apa mereka memiliki ponsel. 


(Dikutip Dari Berbagai Sumber Untuk Materi Lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten Brebes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar