Dalam memilih pasangan hidup yang cocok (bukan yang sempurna, karena no body perfect) kita membutuhkan pertimbangan dasar. Bagaimanapun juga, menikah itu tidak cukup hanya dengan bermodal cinta. Butuh persamaan visi dalam menjalani kehidupan. saling mengerti dan memahami satu pihak dengan pihak lainnya pun menjadi kunci yang tidak bisa dianggap sepele.
Pertama, harus ditanyakan pada diri sendiri, apakah kita merasa bahwa pasangan yang kita pilih dapat menerima kelebihan dan kekurangan kita. Jika hal ini tidak ditemui pada pasangan kita, maka dapat dipastikan bahwa dalam hidup rumah tangga yang akan dijalani kelak ketidakberterimaan pasangan akan kekurangan dan kelebihan pasangan ini dapat memicu berbagai konflik sehingga akan membuat kehidupan menjadi tidak harmonis.
Bisa dibayangkan bahkan diprediksi, jika kedua belah pihak tidak merasa kalau yang dipilihnya sebagai pasangan hidup bukanlah orang yang bisa menerima dan mencintai apa adanya pasangan hidupnya itu. Tentunya, sulit ditemukan ketenangan, ketentraman, dan keharmonisan bahkan kebahagiaan dalam hidup yang dijalaninya. Merasa malu jika dia adalah pasangan pilihannya (dengan segala kelebihan dan kekurangannya), lebih-lebih jika hal itu diketahui atau dilihat, dan diperbincangkan oleh orang lain. Apabila anda merasa dalam kondisi seperti ini, maka jelaslah anda belum mencintai pasangan anda apa adanya. Anda berarti belum menerima kelebihan sekaligus kekurangan pasangan anda seutuhnya.
Kedua, Apakah anda telah terbuka dan saling memberi kepercayaan terhadap pasangan anda, begitu pula sebaliknya sehingga ada timbal balik. Saya memberi kamu kepercayaan begitu pula kamu sebaliknya memberikanku kepercayaan dan terbuka terhadap saya. Sehingga masing-masing bisa menunjukkan penghormatan atas keterbukaan dan menghargai serta menjaga kepercayaan yang telah diberikan pasangan kita.
Dalam hal ini, keterbukaan dan kepercayaan itu sangat berhubungan erat dengan yang namanya kejujuran. Supaya pasangan mempercayai kita, maka kita harus membangun kejujuran dalam diri. Jika dalam suatu hubungan antarpasangan membangun prinsip kepercayaan dan mempraktikkan kejujuran niscaya suatu hubungan itu akan mampu berjalan dengan harmonis (meski tidak menampik kemungkinan tetap ada kerikil-kerikil yang muncul dalam perjalanan cinta antara dua orang). Memang setiap orang memiliki masalah, ketakutan , dan rahasia dalam hatinya. Dalam membicarakan masalah, tentu anda akan lakukan dan membaginya hanya dengan orang terdekat yang terpercaya menurut anda. Dimana anda akan merasa aman dan nyaman untuk berbicara, bercerita, dan berkeluh kesah padanya.
Apabila hal tersebut diaplikasikan dan menjadi fundamental dalam hubungan dengan pasangan anda, maka anda tidak akan mencari sandaran hati lainnya atas setiap masalah yang anda hadapi. Anda akan memilih pasangan anda untuk dijadikan tempat curhat, tempat berkeluh kesah, dan bercerita apa saja mengenai hidup anda dan pasangan anda. Meskipun ada teman atau sahabat di sekitar anda tapi untuk urusan yang korelasinya dengan masalah cinta dan masa depan hubungan anda dengan pasangan, anda akan lebih memilih pasangan anda saja sebagai tempat berbagi. Ketika anda berdua sudah dapat mengimplementasikannya, saling berbagi dan memahami satu sama lain, maka hubungan itu dapat dilanjutkan.
Hal ini dapat diindikasikan dari respon positif dan ketulusan yang dirasakan. Tidak harus dia orang yang pintar dan popular. Yang terpenting adalah saling mencintai, saling menjaga kehormatan, dan nama baik keluarga. Anda dapat berbincang tentang hobi, perasaan, keluarga, keadaan sekitar kehidupan anda berdua, kondisi finansial, dan impian masa depan dengan pasangan anda.
Ketiga, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan dan mau hidup bersama dalam lingkungan yang mungkin akan ditempati bersama. Diperlukan kesepakan dan komitmen dalam hidup berumah tangga, terutama yang berkaitan dengan mencari nafkah dan berkarier. Jangan sampai hanya karena karier dan pekerjaan membuat hubungan yang terjalin menjadi tidak sehat, saling membanding-bandingkan, kemudian saling mengungulkan diri (egosentris). Hal ini seringkali memicu tumbuhnya benih perpecahan dalam suatu hubungan.
Memantapkan pasangan memang bisa dikatakan susah-susah gampang. Ada yang membutuhkan waktu singkat, namun ada juga yang perlu waktu lama. Bahkan, fenomenanya ada laki-laki atau perempuan yang berusia 30 tahun belum menemukan dan memantapkan jodohnya. Banyak alasan yang melatarbelakangi hal tersebut. Bisa jadi karena banyak pilihan atau sebaliknya karena belum ada pilihan, karena trauma masa lalu, dan lain sebagainya.
Perlu diketahui bahwa pilihan yang terbaik mengenai pasangannya adalah agamanya. Seperti yang tertera pada hadist shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari yang menyebutkan “Wanita (laki-laki) dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya (ketampanannya), dan karena agamanya; maka pilihlah wanita (laki-laki) yang baik agamanya, niscaya kamu beruntung (karenanya).” Jika pemahaman agamanya baik, maka insya Alloh dia akan memahami dan memperlakukan perempuan dengan baik, sesuai dengan perintah Alloh Azzawajalla. Dengan berbekal ilmu, jalan yang akan dihadapi dalam meretas hubungan dan segala yang ditemui akan lebih mudah dan penuh dengan berkah.
Melalui Al Quran Alloh SWT menuntun kita untuk berdoa dalam memantapkan hati : “Robbanaghfir lana dzunubana wa israfana fi amrina wa tsabbitaqdamana wanshurna ‘alalkaumil kaafirin.” Artinya, Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami. Dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami (dari kejahatan) orang-orang kafir.
Turmudzi meriwayatkan dalam sebuah hadist shahih yang berbunyi : “Allahumma inni as aluka hubbaka wa hubba man yamfa’uni hubbuhu ‘indak.” Artinya, Ya Alloh saya mohon agar dapat mencintai-Mu dan dapat mencintai orang cintanya bermanfaat bagiku menurut Engkau.
Ibnu Athoillah di dalam kitab Al Hikam menjelaskan “Allahumma inna al-amra (sesuaikan hajat/keinginan anda) indaka wahuwa mahjubun ‘anni wa la a’lamu amron akhtaruhu linafsi, fa kun anta al-mukhtaru wahmilni fi ajmali al-umuri ‘indaka wa ahmaduha ‘aakibatan fi al-diini wa dunyaa wal akhirah.” Artinya, Ya Alloh sesungguhnya segala urusan (jodohku) atas kehendak-Mu dan urusan itu masih terhalang dariku, dan aku tidak mengetahui (jodohku) yang pantas saya pilih untuk diriku. Maka, jadilah Engkau pilihan yang dapat memilihkan aku dan arahkanlah aku pada sebaik-baiknya perkara dan paling terpuji dampaknya bagi agama, dunia dan akhirat.
Mencintai orang yang mencintai Alloh SWT, insya Alloh akan mencintai kita dengan cinta yang sebebar-benarnya cinta. Bukan hanya sekedar memperturutkan hawa nafsu, sekedar melahap dan mengaplikasikan konsep pergaulan yang didasari prinsip dan konsep liberal dengan melahap tataran ragam dan corak dinamika pergaulan tanpa terkontrol (yang tidak sesuai dengan syar’i yang diajarkan Al Quran dan As Sunnah). Apabila anda tidak melakukan apa yang diperintahkan dalam Al Quran dan diajarkan oleh Rosulalloh SAW (menganai cinta), maka pengakuan kecintaan anda kepada pasangan anda yang tidak didasari kecintaan dan ketaatan kepada Alloh SWT membuat cinta anda itu hanyalah sebuah nama tanpa makna substansial, yang tidak akan berguna di dunia dan di akhirat serta tidak berguna di hadapan mahluk dan tidak pula di hadapan Sang Khalik, Alloh Azzawajalla.
Dengan mencintai orang yang mencintai Alloh, maka akan mengantarkan kita untuk lebih dekat dengan-Nya. Jika anda benar-benar mencintai seseorang karena Alloh semata, maka apabila seorang hamba mengetahui bahwa setiap kesempurnaan tidak lain hanyalah milik Alloh Azzawajalla saja, sementara apa yang dilihatnya sempurna pada diri pasangannya baik menurut dirinya sendiri maupun orang lain yang melihatnya merupakan anugerah yang datangnya dari dan atas pertolongan Alloh SWT semata, tentu cintanya hanyalah untuk Alloh dan karena Alloh SWT. Sehingga hal itu akan membuatnya semakin termotifasi untuk berbakti dan mencinta apa yang dapat mendekatkan dirinya kepada Alloh SWT. Apabila anda menyadari kekurangan yang anda lihat pada diri pasangan anda juga adalah bentuk kesempurnaan ciptaan-Nya, maka hal itu akan semakin mendekatkan anda kepada yang memberikan kesempurnaan itu yaitu Alloh Azzawajalla dan anda menyadari jika kekurangan yang ada pada pasangan anda itu adalah sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Semoga Bermanfaat, amin.
Pertama, harus ditanyakan pada diri sendiri, apakah kita merasa bahwa pasangan yang kita pilih dapat menerima kelebihan dan kekurangan kita. Jika hal ini tidak ditemui pada pasangan kita, maka dapat dipastikan bahwa dalam hidup rumah tangga yang akan dijalani kelak ketidakberterimaan pasangan akan kekurangan dan kelebihan pasangan ini dapat memicu berbagai konflik sehingga akan membuat kehidupan menjadi tidak harmonis.
Bisa dibayangkan bahkan diprediksi, jika kedua belah pihak tidak merasa kalau yang dipilihnya sebagai pasangan hidup bukanlah orang yang bisa menerima dan mencintai apa adanya pasangan hidupnya itu. Tentunya, sulit ditemukan ketenangan, ketentraman, dan keharmonisan bahkan kebahagiaan dalam hidup yang dijalaninya. Merasa malu jika dia adalah pasangan pilihannya (dengan segala kelebihan dan kekurangannya), lebih-lebih jika hal itu diketahui atau dilihat, dan diperbincangkan oleh orang lain. Apabila anda merasa dalam kondisi seperti ini, maka jelaslah anda belum mencintai pasangan anda apa adanya. Anda berarti belum menerima kelebihan sekaligus kekurangan pasangan anda seutuhnya.
Kedua, Apakah anda telah terbuka dan saling memberi kepercayaan terhadap pasangan anda, begitu pula sebaliknya sehingga ada timbal balik. Saya memberi kamu kepercayaan begitu pula kamu sebaliknya memberikanku kepercayaan dan terbuka terhadap saya. Sehingga masing-masing bisa menunjukkan penghormatan atas keterbukaan dan menghargai serta menjaga kepercayaan yang telah diberikan pasangan kita.
Dalam hal ini, keterbukaan dan kepercayaan itu sangat berhubungan erat dengan yang namanya kejujuran. Supaya pasangan mempercayai kita, maka kita harus membangun kejujuran dalam diri. Jika dalam suatu hubungan antarpasangan membangun prinsip kepercayaan dan mempraktikkan kejujuran niscaya suatu hubungan itu akan mampu berjalan dengan harmonis (meski tidak menampik kemungkinan tetap ada kerikil-kerikil yang muncul dalam perjalanan cinta antara dua orang). Memang setiap orang memiliki masalah, ketakutan , dan rahasia dalam hatinya. Dalam membicarakan masalah, tentu anda akan lakukan dan membaginya hanya dengan orang terdekat yang terpercaya menurut anda. Dimana anda akan merasa aman dan nyaman untuk berbicara, bercerita, dan berkeluh kesah padanya.
Apabila hal tersebut diaplikasikan dan menjadi fundamental dalam hubungan dengan pasangan anda, maka anda tidak akan mencari sandaran hati lainnya atas setiap masalah yang anda hadapi. Anda akan memilih pasangan anda untuk dijadikan tempat curhat, tempat berkeluh kesah, dan bercerita apa saja mengenai hidup anda dan pasangan anda. Meskipun ada teman atau sahabat di sekitar anda tapi untuk urusan yang korelasinya dengan masalah cinta dan masa depan hubungan anda dengan pasangan, anda akan lebih memilih pasangan anda saja sebagai tempat berbagi. Ketika anda berdua sudah dapat mengimplementasikannya, saling berbagi dan memahami satu sama lain, maka hubungan itu dapat dilanjutkan.
Hal ini dapat diindikasikan dari respon positif dan ketulusan yang dirasakan. Tidak harus dia orang yang pintar dan popular. Yang terpenting adalah saling mencintai, saling menjaga kehormatan, dan nama baik keluarga. Anda dapat berbincang tentang hobi, perasaan, keluarga, keadaan sekitar kehidupan anda berdua, kondisi finansial, dan impian masa depan dengan pasangan anda.
Ketiga, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan dan mau hidup bersama dalam lingkungan yang mungkin akan ditempati bersama. Diperlukan kesepakan dan komitmen dalam hidup berumah tangga, terutama yang berkaitan dengan mencari nafkah dan berkarier. Jangan sampai hanya karena karier dan pekerjaan membuat hubungan yang terjalin menjadi tidak sehat, saling membanding-bandingkan, kemudian saling mengungulkan diri (egosentris). Hal ini seringkali memicu tumbuhnya benih perpecahan dalam suatu hubungan.
Memantapkan pasangan memang bisa dikatakan susah-susah gampang. Ada yang membutuhkan waktu singkat, namun ada juga yang perlu waktu lama. Bahkan, fenomenanya ada laki-laki atau perempuan yang berusia 30 tahun belum menemukan dan memantapkan jodohnya. Banyak alasan yang melatarbelakangi hal tersebut. Bisa jadi karena banyak pilihan atau sebaliknya karena belum ada pilihan, karena trauma masa lalu, dan lain sebagainya.
Perlu diketahui bahwa pilihan yang terbaik mengenai pasangannya adalah agamanya. Seperti yang tertera pada hadist shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari yang menyebutkan “Wanita (laki-laki) dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya (ketampanannya), dan karena agamanya; maka pilihlah wanita (laki-laki) yang baik agamanya, niscaya kamu beruntung (karenanya).” Jika pemahaman agamanya baik, maka insya Alloh dia akan memahami dan memperlakukan perempuan dengan baik, sesuai dengan perintah Alloh Azzawajalla. Dengan berbekal ilmu, jalan yang akan dihadapi dalam meretas hubungan dan segala yang ditemui akan lebih mudah dan penuh dengan berkah.
Melalui Al Quran Alloh SWT menuntun kita untuk berdoa dalam memantapkan hati : “Robbanaghfir lana dzunubana wa israfana fi amrina wa tsabbitaqdamana wanshurna ‘alalkaumil kaafirin.” Artinya, Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami. Dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami (dari kejahatan) orang-orang kafir.
Turmudzi meriwayatkan dalam sebuah hadist shahih yang berbunyi : “Allahumma inni as aluka hubbaka wa hubba man yamfa’uni hubbuhu ‘indak.” Artinya, Ya Alloh saya mohon agar dapat mencintai-Mu dan dapat mencintai orang cintanya bermanfaat bagiku menurut Engkau.
Ibnu Athoillah di dalam kitab Al Hikam menjelaskan “Allahumma inna al-amra (sesuaikan hajat/keinginan anda) indaka wahuwa mahjubun ‘anni wa la a’lamu amron akhtaruhu linafsi, fa kun anta al-mukhtaru wahmilni fi ajmali al-umuri ‘indaka wa ahmaduha ‘aakibatan fi al-diini wa dunyaa wal akhirah.” Artinya, Ya Alloh sesungguhnya segala urusan (jodohku) atas kehendak-Mu dan urusan itu masih terhalang dariku, dan aku tidak mengetahui (jodohku) yang pantas saya pilih untuk diriku. Maka, jadilah Engkau pilihan yang dapat memilihkan aku dan arahkanlah aku pada sebaik-baiknya perkara dan paling terpuji dampaknya bagi agama, dunia dan akhirat.
Mencintai orang yang mencintai Alloh SWT, insya Alloh akan mencintai kita dengan cinta yang sebebar-benarnya cinta. Bukan hanya sekedar memperturutkan hawa nafsu, sekedar melahap dan mengaplikasikan konsep pergaulan yang didasari prinsip dan konsep liberal dengan melahap tataran ragam dan corak dinamika pergaulan tanpa terkontrol (yang tidak sesuai dengan syar’i yang diajarkan Al Quran dan As Sunnah). Apabila anda tidak melakukan apa yang diperintahkan dalam Al Quran dan diajarkan oleh Rosulalloh SAW (menganai cinta), maka pengakuan kecintaan anda kepada pasangan anda yang tidak didasari kecintaan dan ketaatan kepada Alloh SWT membuat cinta anda itu hanyalah sebuah nama tanpa makna substansial, yang tidak akan berguna di dunia dan di akhirat serta tidak berguna di hadapan mahluk dan tidak pula di hadapan Sang Khalik, Alloh Azzawajalla.
Dengan mencintai orang yang mencintai Alloh, maka akan mengantarkan kita untuk lebih dekat dengan-Nya. Jika anda benar-benar mencintai seseorang karena Alloh semata, maka apabila seorang hamba mengetahui bahwa setiap kesempurnaan tidak lain hanyalah milik Alloh Azzawajalla saja, sementara apa yang dilihatnya sempurna pada diri pasangannya baik menurut dirinya sendiri maupun orang lain yang melihatnya merupakan anugerah yang datangnya dari dan atas pertolongan Alloh SWT semata, tentu cintanya hanyalah untuk Alloh dan karena Alloh SWT. Sehingga hal itu akan membuatnya semakin termotifasi untuk berbakti dan mencinta apa yang dapat mendekatkan dirinya kepada Alloh SWT. Apabila anda menyadari kekurangan yang anda lihat pada diri pasangan anda juga adalah bentuk kesempurnaan ciptaan-Nya, maka hal itu akan semakin mendekatkan anda kepada yang memberikan kesempurnaan itu yaitu Alloh Azzawajalla dan anda menyadari jika kekurangan yang ada pada pasangan anda itu adalah sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Semoga Bermanfaat, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar