A.
PENGERTIAN
CERPEN
Cerita pendek merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang
objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya. Dalam cerpen, pengarang berusaha untuk menyentuh rasa dan nilai
kemanusiaan atau sengaja menampilkan sesuatu dengan maksud untuk untuk
menggugah kepedulian pembaca atas kehidupan. Sebagai karya kreatif, cerpen
harus mampu melahirkan suatu kreasi seni yang memiliki nilai estetik dan mampu
menyalurkan kebutuhan keindahan manusia.
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Prosa
adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk cerita. Prosa
sering disebut juga karangan bebas. Cerpen sering disebut juga sebagai karangan
hasil karya imajinasi atau rekaan pengarangnya. Sastrawan yang kreatif
merupakan orang yang mampu menemukan nilai-nilai yang telah ada dalam
masyarakat untuk dijadikan tema dalam karyanya sehingga bisa dinikmati,
dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat, bukan menciptakan nilai-nilai baru
di masyarakat dalam karyanya.
B.
CIRI-CIRI
CERPEN
1. Bentuk
tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel
2. Tulisan
berjumlah kurang dari 10.000 kata
3. Beralur
tunggal atau lurus
4. Penokohan/perwatakan
sangat sederhana, singkat dan tidak mendalam
5. Sumber
cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain
6. Hanya
mengangkat satu masalah pokok
7. Hanya
mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya
8. Habis
dibaca sekali duduk, artinya 5 s.d. 10 menit selesai dibaca
9. Tokoh-tokohnya
digambarkan mengalami konflik hingga penyelesainnya
10. Penggunaan
kata yang ekonomis dan popular (sudah umum; dikenal masyarakat)
11. Menceritakan
satu kejadian dari terjadiinya perekmbangan jiwa sampai dan krisis tetapi tidak
sampai menimbulkan perubahan nasib tokohnya
C.
STRUKTUR
TEKS CERPEN
Struktur cerpen terdiri atas :
1.
Abstrak
Yaitu ringkasan atau
inti cerita. Abstrak merupakan penggambaran singkat mengenai esensi sebuah
cerita yang akan disajikan. Abstrak pada cerpen bersifat opsional, artinya
sebuah cerpen bisa saja tidak harus ada atau dapat melewatkan bagian ini.
2.
Orientasi
Yaitu pengenalan latar
atau setting cerita (berkaitan dengan waktu, tempat, suasana) terjadinya suatu
peristiwa dalam cerpen. Latar berfungsi untuk menghidupkan cerita dan
meyakinkan pembaca akan penggambaran latar cerita. Dengan kata lain, latar
merupakan saran pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
3.
Komplikasi
Yaitu rangkaian kejadian
yang berurutan dan bersifat kausal (sebab akibat) yakni peristiwa yang satu
dapat diakibatkan atau menyebabkan peristiwa yang lainnya. dalam komplikasi
berbagai kerumitan bermunculan. Kerumitan tersebut dikenal dengan nama konflik.
Kerumitan dalam suatu
cerita bisa saja terdiri dari beberapa konflik. Puncak konflik disebut klimaks yaitu sebuah konflik yang
memiliki intensitas kerumitan yang tinggi. Klimaks merupakan keadaan yang
mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik tersebut
diselesaikan dalam cerita.
4.
Evaluasi
Yaitu keadaan saat
konflik diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesainnya
(peleraian).
5.
Resolusi
Yaitu pengungkapan solusi dari berbagai konflilk
yang dialami tokoh.
6.
Koda
Yaitu nilai-nilai atau
pelajaran yang dapat diambilpembaca dari sebuah teks. Koda dalam cerpen
bersifat opsional (pilihan).
D.
UNSUR
INTRINSIK CERPEN
1.
Tema
Yaitu ide pokok suatu
cerita menjadi dasar pengembangan suatu cerita. Tema bersifat mengikat
keseluruhan masalah yang ada did lam cerita. Untuk menemukan tema maka kita harus
membaca cerita dari awal hingga akhir cerita untuk dapat menemukan dan
mengidentifikasi masalah dalam cerita. Tema berkaitan erat dengan persoalan
kehidupan manusia seperti keberanian, pengorbanan, kasih sayang, kekuasaan,
ketuhanan, dan lain-lain.
2.
Tokoh
dan Penokohan
a.
Tokoh
Yaitu
orang atau individu yang melakukan perbuatan dan mengalami peristiwa dalam
cerita. Tokoh disebut juga pelaku cerita atau dikenal dengan istilah lakon atau
pemeran. Tokoh merupakan aktualisasi dari ide atau gagasan penulis karena
melalui tokoh itulah penulis mencoba meyampaikan gagasannya.Jenis tokoh
berdasarkan peranannya dalam cerita ada dua macam yaitu :
1) Tokoh
Utama
Yaitu
tokoh yang menjadi sentral atau fokus utama dalam cerita. Ciri-ciri tokoh
utama :
a) Selalu
ada atau sering muncul dan relevan dengan setiap peristiwa dalam cerita
b) Sering
diceritakan oleh tokoh lain dalam cerita
c) Mendominasi
sebagai besar cerita
d) Memiliki
kesempatan lebih banyak untuk mengemukakan pendapat dan sikapnya dalam
cerita
e) Jumlahnya
sedikit
2) Tokoh
Tambahan
Yaitu
tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita namun keberadaannya
berfungsi untuk menunjang atau memperkuat keberadaan tokoh utama. Dikenal juga
dengan istilah figuran. Ciri-ciri tokoh tambahan :
a) Hanya
muncul satu atau beberapa kali saja dalam cerita, setelah itu tidak muncul lagi
b) Jumlahnya
lebih banyak
c) Tidak
diceritakan atau dibicarakan secara detail dalam cerita
b.
Penokohan
Yaitu
pelukisan watak; karakter; pandangan; sifat; sikap; emosi dan prinsip moral
yang dimiliki oleh tokoh dalam cerita. Jenis penokohan ada tiga :
1)
Antagonis
Adalah karakter yang menunjukkan pandangan;
sifat; sikap; emosi dan prinsip moral yang tidak baik, arogan, jahat, antipati,
tidak peduli, dan lain-lain.
2) Protagonis
Adalah karakter yang menunjukkan
pandangan; sifat; sikap; emosi dan prinsip moral yang baik, simpati, empati,
perhatian, kasih sayang, dan lain-lain.
3) Tritagonis
Adalah karakter yang menunjukkan
pandangan; sifat; sikap; emosi dan prinsip moral yang netral, tidak memihak
salah satu tokoh, baik antagonis maupun protagonis, bijaksana, adil, dan lain-lain.
Ada
beberapa cara yang digunakan oleh pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh dalam
ceritanya antara lain :
1) Penggambaran fisik tokoh
2) Penggambaran perilaku tokoh
3) Penggambaran kebiasaan tokoh
4) Penggambaran bahasa tokoh atau dialog antartokoh
5) Penggambaran lingkungan kehidupan di sekitar
tokoh
6) Pengarang menceritakan secara langsung
karakter tokoh
7) Penggambaran oleh tokoh lain
3.
Alur
atau Plot
Yaitu jalan cerita;
jalinan atau rangkaian peristiwa di dalam cerita. Alur merupakan sekuen (bagian)
peristiwa yang terbentuk karena proses sebab akibat (kausal) antarperistiwa dalam cerita. Masing-masing
peristiwa memiliki keterkaitan satu sama lain. Alur disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yaitu perpaduan
unsur-unsur pembangun cerpen sehingga menjadi kerangka utama cerita.
Jenis alur berdasarkan
cara penyampaian ceritanya ada dua macam yaitu :
a.
Alur
Maju atau Alur Lurus atau Alur Progresif
Adalah
alur yang mengisahkan peristiwa demi peristiwa secara kronologis atau
berurutan, baik urutan waktu maupun urutan kejadian.
b.
Alur
Mundur atau Sorot Balik (Flashback) atau Alur Regresif
Adalah
alur yang mengisahkan peristiwa demi peristiwa secara acak atau tidak
berurutan, baik urutan waktu maupun urutan kejadian.
Kaidah penyusunan alur
ada 4 macam, yaitu :
a. Kemasukakalan (plausibilitas) artinya sebuah cerita harus dapat diterima akal
atau logis
b. Rasa ingin tahu (suspense) artinya sebuah cerita harus mampu membangkitkan rasa
ingin tahu pembaca terhadap kelanjutan cerita.
c. Kejutan (surprise) artinya ada peristiwa yang mengejutkan pembaca atau
tidak disangka-sangka pembaca. Pengarang membuat sebuah peristiwa diluar dugaan
pembaca. Surprise berfungsi agar cerita pendek tidak membosankan.
d. Kepaduan (unity) artinya setiap unsur yang ada membentuk satu kesatuan
sehingga unsur yang satu menentukan keberadaan unsur berikutnya.
4.
Latar
atau Setting
Yaitu penggambaran lingkungan,
tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Dari segi
penggambarannya dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
a.
Latar
yang digambarkan secara detail
Adalah
pengambaran latar yang terfokus pada tempat, waktu dan suasana kejadian yang diijelaskan secara detail atau rinci.
b.
Latar
yang digambarkan secara sederhana
Adalah
penggambaran latar hanya sebagai background atau latar belakang suatu
kejadian
dalam cerpen yang melingkupi tokohnya. Tidak dideskripsikan secara
detail atau rinci.
5.
Sudut
Pandang atau Point Of View
Yaitu Posisi pengarang
dalam cerita; cara pengarang dalam menempatkan dirinya di dalam cerita. Ada dua
jenis sudut pandang pengarang yaitu :
a.
Sudut
Pandang Orang Pertama
Adalah
pengarang berada di dalam cerita; pengarang berperan sebagai tokoh di dalam
cerita. Ciri-cirinya :
1) Pengarang
menggunakan kata aku; saya; daku; beta; kami; kita dalam cerita.
2) Pengarang
berperan sebagai tokoh utama atau tokoh tambahan.
b.
Sudut
Pandang Orang Ketiga
Adalah
pengarang berada di luar cerita; pengarang menceritakan tokoh-tokoh
ciptaannya. Ciri-cirinya :
1) Pengarang
menggunakan kata dia; ia; -nya; beliau; mereka, kalian atau memakai nama orang dalam
cerita.
2) Pengarang
tidak memegang peranan atau berada di luar cerita.
6.
Amanat
Yaitu pesan pengarang berupa
nilai-nilai atau pelajaran yang bisa diambil oleh pembaca dari suatu teks.
Pesan yang disampaikan pengarang dalam karyanya bisa disampaikan secara implisit
(tersembunyi; pembaca harus menemukan sendiri pesan yang terdapat dalam cerita)
maupun eksplisit (tersurat; pengarang secara langsung menyebutkan pesan dalam
bagian tertentu di dalam ceritanya).
E.
KAIDAH
KEBAHASAAN TEKS CERPEN
Unsur yang berkaitan dengan kaidah kebahasaan dalam teks
sastra erat kaitannya dengan penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan
bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek tertentu dengan cara
memperkenalkan dan membandingkan sesuatu (benda, hal, manusia) dengan seseuatu
yang lain yang lebih umum. Yang termasuk gaya bahasa antara lain majas,
peribahasa,pepatah, idiom atau ungkapan.
1.
Majas
Majas
menurut KBBI bermakna cara melukiskan sesuatu jalan menyamakannya dengan
sesuatu yang lain. Menurut Guntur Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis. Terdapat 60 jenis gaya bahasa. Gorys Keraf mengklasifikasikannya
menjadi empat macam yaitu :
a. Gaya Bahasa Perbandingan, meliputi :
1) metafora 5)
simile
2) personifikasi 6) tropen
3) alegori 7)
asosiasi, dan lain-lain
4) antithesis
b. Gaya Bahasa Pertentangan, meliputi :
1) hiperbola 6)
klimaks
2) litotes 7)
antiklimaks
3) ironi 8)
anakronisme
4) satire 9)
aksimoron
5) paradox 10)
kontradiksi intermesis, dan lain-lain
c. Gaya Bahasa Pertautan, meliputi :
1) metonimia 4)
antonomasia
2) sinekdoke 5)
eufemisme
3) alusio 6)
ellipsis, dan lain-lain
d. Gaya Bahasa Perulangan, meliputi :
1) aliterasi 6)
simploke
2) asonansi 7) pleonasme
3) antanaklasis 8) repetisi
4) anafora 9)
paralelisme
5) epifora 10) tautologi,
dan lain-lain
2.
Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat
atau kelompok kata yang tetap susunannya, bentuk dan maknanya serta biasanya mengiaskan
maksud tertentu. Contoh :
a.
Seperti telur di ujung tanduk.
b.
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
c.
Air susu dibalas dengan air tuba, dan lain-lain.
3.
Pepatah
Pepatah adalah kalimat
atau kelompok kata yang memiliki kekhasan yang biasanya berisi nasihat. Contoh:
a.
Malu bertanya sesat di jalan.
b.
Sedia payung sebelum hujan.
c.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, dan
lain-lain.
4.
Idiom
atau Ungkapan
Idiom atau ungkapan
adalah satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang memiliki makna baru dan maknanya
tidak sama dengan makna kata pembentuknya. Contoh :
a. Panjang
tangan
b. Naik
daun
c. Jatuh
hati
Terima kasih sangat bermanfaat
BalasHapusTerima Kasih Atas Bantuannya Gan
BalasHapusSankkyuu gan
BalasHapusLol sankyu
BalasHapusAtas gue ganteng
BalasHapusHmmm
BalasHapusBawah gue maho
BalasHapusTapi saya cewe?
BalasHapusBahaya gan
BalasHapusJancoe
BalasHapusNani?
BalasHapusAtas gw maho
BalasHapus