Senin, 01 Desember 2014

PELAJARAN 1 PEMBANGUNAN KONTEKS DAN PEMODELAN TEKS CERITA PENDEK



A.   PENGERTIAN CERPEN
             Cerita pendek merupakan suatu bentuk  dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Dalam cerpen, pengarang berusaha untuk menyentuh rasa dan nilai kemanusiaan atau sengaja menampilkan sesuatu dengan maksud untuk untuk menggugah kepedulian pembaca atas kehidupan. Sebagai karya kreatif, cerpen harus mampu melahirkan suatu kreasi seni yang memiliki nilai estetik dan mampu menyalurkan kebutuhan keindahan manusia.
             Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Prosa adalah hasil karya sastra yang bersifat paparan atau berbentuk cerita. Prosa sering disebut juga karangan bebas. Cerpen sering disebut juga sebagai karangan hasil karya imajinasi atau rekaan pengarangnya. Sastrawan yang kreatif merupakan orang yang mampu menemukan nilai-nilai yang telah ada dalam masyarakat untuk dijadikan tema dalam karyanya sehingga bisa dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat, bukan menciptakan nilai-nilai baru di masyarakat dalam karyanya.

B.    CIRI-CIRI CERPEN
1.    Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel
2.    Tulisan berjumlah kurang dari 10.000 kata
3.    Beralur tunggal  atau lurus
4.    Penokohan/perwatakan sangat sederhana, singkat dan tidak mendalam
5.    Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain
6.    Hanya mengangkat satu masalah pokok
7.    Hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya
8.    Habis dibaca sekali duduk, artinya 5 s.d. 10 menit selesai dibaca
9.    Tokoh-tokohnya digambarkan mengalami konflik hingga penyelesainnya
10. Penggunaan kata yang ekonomis dan popular (sudah umum; dikenal masyarakat)
11. Menceritakan satu kejadian dari terjadiinya perekmbangan jiwa sampai dan krisis tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib tokohnya

C.    STRUKTUR TEKS CERPEN
Struktur cerpen terdiri atas :
1.    Abstrak
      Yaitu ringkasan atau inti cerita. Abstrak merupakan penggambaran singkat mengenai esensi sebuah cerita yang akan disajikan. Abstrak pada cerpen bersifat opsional, artinya sebuah cerpen bisa saja tidak harus ada atau dapat melewatkan bagian ini.
2.    Orientasi
      Yaitu pengenalan latar atau setting cerita (berkaitan dengan waktu, tempat, suasana) terjadinya suatu peristiwa dalam cerpen. Latar berfungsi untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca akan penggambaran latar cerita. Dengan kata lain, latar merupakan saran pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
3.    Komplikasi
      Yaitu rangkaian kejadian yang berurutan dan bersifat kausal (sebab akibat) yakni peristiwa yang satu dapat diakibatkan atau menyebabkan peristiwa yang lainnya. dalam komplikasi berbagai kerumitan bermunculan. Kerumitan tersebut dikenal dengan nama konflik.
      Kerumitan dalam suatu cerita bisa saja terdiri dari beberapa konflik. Puncak konflik disebut klimaks yaitu sebuah konflik yang memiliki intensitas kerumitan yang tinggi. Klimaks merupakan keadaan yang mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik tersebut diselesaikan dalam cerita.
4.    Evaluasi
      Yaitu keadaan saat konflik diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesainnya (peleraian).
5.    Resolusi
      Yaitu  pengungkapan solusi dari berbagai konflilk yang dialami tokoh.
6.    Koda
      Yaitu nilai-nilai atau pelajaran yang dapat diambilpembaca dari sebuah teks. Koda dalam cerpen bersifat opsional (pilihan).

D.   UNSUR INTRINSIK CERPEN
1.    Tema
      Yaitu ide pokok suatu cerita menjadi dasar pengembangan suatu cerita. Tema bersifat mengikat keseluruhan masalah yang ada did lam cerita. Untuk menemukan tema maka kita harus membaca cerita dari awal hingga akhir cerita untuk dapat menemukan dan mengidentifikasi masalah dalam cerita. Tema berkaitan erat dengan persoalan kehidupan manusia seperti keberanian, pengorbanan, kasih sayang, kekuasaan, ketuhanan, dan lain-lain.

2.    Tokoh dan Penokohan
a.    Tokoh
         Yaitu orang atau individu yang melakukan perbuatan dan mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh disebut juga pelaku cerita atau dikenal dengan istilah lakon atau pemeran. Tokoh merupakan aktualisasi dari ide atau gagasan penulis karena melalui tokoh itulah penulis mencoba meyampaikan gagasannya.Jenis tokoh berdasarkan peranannya dalam cerita ada dua macam yaitu :
                                1)     Tokoh Utama
         Yaitu tokoh yang menjadi sentral atau fokus utama dalam cerita. Ciri-ciri tokoh utama :
a)    Selalu ada atau sering muncul dan relevan dengan setiap peristiwa dalam cerita
b)   Sering diceritakan oleh tokoh lain dalam cerita
c)    Mendominasi sebagai besar cerita
d)   Memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengemukakan pendapat dan sikapnya dalam 
     cerita
e)   Jumlahnya sedikit
                                2)     Tokoh Tambahan
         Yaitu tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita namun keberadaannya berfungsi untuk menunjang atau memperkuat keberadaan tokoh utama. Dikenal juga dengan istilah figuran. Ciri-ciri tokoh tambahan :
a)    Hanya muncul satu atau beberapa kali saja dalam cerita, setelah itu tidak muncul lagi
b)   Jumlahnya lebih banyak
c)    Tidak diceritakan atau dibicarakan secara detail dalam cerita
b.    Penokohan
         Yaitu pelukisan watak; karakter; pandangan; sifat; sikap; emosi dan prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh dalam cerita. Jenis penokohan ada tiga :
                                1) Antagonis
Adalah karakter yang menunjukkan pandangan; sifat; sikap; emosi dan prinsip moral yang tidak baik, arogan, jahat, antipati, tidak peduli, dan lain-lain.
                                2) Protagonis
Adalah karakter yang menunjukkan pandangan; sifat; sikap; emosi dan prinsip moral yang baik, simpati, empati, perhatian, kasih sayang, dan lain-lain.
                                3) Tritagonis
Adalah karakter yang menunjukkan pandangan; sifat; sikap; emosi dan prinsip moral yang netral, tidak memihak salah satu tokoh, baik antagonis maupun protagonis, bijaksana, adil, dan lain-lain.
Ada beberapa cara yang digunakan oleh pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh dalam ceritanya antara lain :
                                1) Penggambaran fisik tokoh
                                2) Penggambaran perilaku tokoh
                                3) Penggambaran kebiasaan tokoh
                                4) Penggambaran bahasa tokoh atau dialog antartokoh           
                                5) Penggambaran lingkungan kehidupan di sekitar tokoh
                                6) Pengarang menceritakan secara langsung karakter tokoh
                                7) Penggambaran oleh tokoh lain

3.    Alur atau Plot
      Yaitu jalan cerita; jalinan atau rangkaian peristiwa di dalam cerita. Alur merupakan sekuen (bagian) peristiwa yang terbentuk karena proses sebab akibat (kausal)  antarperistiwa dalam cerita. Masing-masing peristiwa memiliki keterkaitan satu sama lain. Alur disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yaitu perpaduan unsur-unsur pembangun cerpen sehingga menjadi kerangka utama cerita.
      Jenis alur berdasarkan cara penyampaian ceritanya ada dua macam yaitu :
a.    Alur Maju atau Alur Lurus atau Alur Progresif
         Adalah alur yang mengisahkan peristiwa demi peristiwa secara kronologis atau berurutan, baik urutan waktu maupun urutan kejadian.
b.    Alur Mundur atau Sorot Balik (Flashback) atau Alur Regresif
         Adalah alur yang mengisahkan peristiwa demi peristiwa secara acak atau tidak berurutan, baik urutan waktu maupun urutan kejadian.

Kaidah penyusunan alur ada 4 macam, yaitu :
a.    Kemasukakalan (plausibilitas) artinya sebuah cerita harus dapat diterima akal atau logis
b.    Rasa ingin tahu (suspense) artinya sebuah cerita harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu pembaca terhadap kelanjutan cerita.
c.     Kejutan (surprise) artinya ada peristiwa yang mengejutkan pembaca atau tidak disangka-sangka pembaca. Pengarang membuat sebuah peristiwa diluar dugaan pembaca. Surprise berfungsi agar cerita pendek tidak membosankan.
d.    Kepaduan (unity) artinya setiap unsur yang ada membentuk satu kesatuan sehingga unsur yang satu menentukan keberadaan unsur berikutnya.

4.    Latar atau Setting
      Yaitu penggambaran lingkungan, tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Dari segi penggambarannya dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
a.    Latar yang digambarkan secara detail
         Adalah pengambaran latar yang terfokus pada tempat, waktu dan suasana kejadian yang diijelaskan secara detail atau rinci.
b.    Latar yang digambarkan secara sederhana
                     Adalah penggambaran latar hanya sebagai background atau latar belakang suatu kejadian 
               dalam cerpen yang melingkupi tokohnya. Tidak dideskripsikan secara detail atau rinci.

5.    Sudut Pandang atau Point Of View
      Yaitu Posisi pengarang dalam cerita; cara pengarang dalam menempatkan dirinya di dalam cerita. Ada dua jenis sudut pandang pengarang yaitu :
a.    Sudut Pandang Orang Pertama
         Adalah pengarang berada di dalam cerita; pengarang berperan sebagai tokoh di dalam cerita. Ciri-cirinya :
                                1)   Pengarang menggunakan kata aku; saya; daku; beta; kami; kita dalam cerita.
                                2)   Pengarang berperan sebagai tokoh utama atau tokoh tambahan.
b.    Sudut Pandang Orang Ketiga
         Adalah pengarang berada di luar cerita; pengarang menceritakan tokoh-tokoh ciptaannya. Ciri-cirinya :
                                1)   Pengarang menggunakan kata dia; ia; -nya; beliau; mereka, kalian atau memakai nama orang dalam cerita.
                                2)   Pengarang tidak memegang peranan atau berada di luar cerita.

6.    Amanat
      Yaitu pesan pengarang berupa nilai-nilai atau pelajaran yang bisa diambil oleh pembaca dari suatu teks. Pesan yang disampaikan pengarang dalam karyanya bisa disampaikan secara implisit (tersembunyi; pembaca harus menemukan sendiri pesan yang terdapat dalam cerita) maupun eksplisit (tersurat; pengarang secara langsung menyebutkan pesan dalam bagian tertentu di dalam ceritanya).

E.    KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERPEN
         Unsur yang berkaitan dengan kaidah kebahasaan dalam teks sastra erat kaitannya dengan penggunaan gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek tertentu dengan cara memperkenalkan dan membandingkan sesuatu (benda, hal, manusia) dengan seseuatu yang lain yang lebih umum. Yang termasuk gaya bahasa antara lain majas, peribahasa,pepatah, idiom atau ungkapan.
1.    Majas
   Majas menurut KBBI bermakna cara melukiskan sesuatu jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Menurut Guntur Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Terdapat 60 jenis gaya bahasa. Gorys Keraf mengklasifikasikannya menjadi empat macam yaitu :
a.    Gaya Bahasa Perbandingan, meliputi :
                           1)     metafora                                         5) simile
                           2)     personifikasi                                    6) tropen
                           3)     alegori                                            7) asosiasi, dan lain-lain
                           4)     antithesis
b.    Gaya Bahasa Pertentangan, meliputi :
                           1)     hiperbola                                        6) klimaks
                           2)     litotes                                             7) antiklimaks
                           3)     ironi                                                8) anakronisme
                           4)     satire                                              9) aksimoron
                           5)     paradox                                        10) kontradiksi intermesis, dan lain-lain
c.     Gaya Bahasa Pertautan, meliputi :
                           1)     metonimia                                      4) antonomasia
                           2)     sinekdoke                                      5) eufemisme
                           3)     alusio                                             6) ellipsis, dan lain-lain
d.    Gaya Bahasa Perulangan, meliputi :
                           1)     aliterasi                                            6) simploke
                           2)     asonansi                                          7) pleonasme
                           3)     antanaklasis                                     8) repetisi
                           4)     anafora                                           9) paralelisme
                           5)     epifora                                          10) tautologi, dan lain-lain

2.    Peribahasa
         Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya, bentuk dan maknanya serta biasanya mengiaskan maksud tertentu. Contoh :
a.    Seperti telur di ujung tanduk.
b.    Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
c.     Air susu dibalas dengan air tuba, dan lain-lain.
3.    Pepatah
         Pepatah adalah kalimat atau kelompok kata yang memiliki kekhasan yang biasanya berisi nasihat. Contoh:
a.    Malu bertanya sesat di jalan.
b.    Sedia payung sebelum hujan.
c.     Lebih baik mencegah daripada mengobati, dan lain-lain.
4.    Idiom atau Ungkapan
         Idiom atau ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang memiliki makna baru dan maknanya tidak sama dengan makna kata pembentuknya. Contoh :
a.    Panjang tangan
b.    Naik daun
c.     Jatuh hati

12 komentar: