Rabu, 17 Februari 2010

PEBOHONG DAN PENGELUH


Imam Al Ghazali berkata dalam kitab Ihya’ Ulumiddin : Barangsiapa yang mengakui empat hal tanpa disertai dengan empat hal lainnya, maka dia tergolong sebagai pendusta". "Mereka adalah orang yang mengaku cinta surga tetapi tidak melakukan ketaatan (kepada Alloh SWT dengan menjauhi larangan-Nya, mejalankan perintah-Nya, dan mencari keridoan-Nya), maka dia adalah pendusta; Orang yang mengaku cinta Nabi Muhammad saw tetapi dia tidak mencintai ulama dan orang-orang fakir, maka dia adalah pendusta; Orang yang mengaku takut akan siksa neraka tetapi dia tetap tidak mau meninggalkan kemaksiatan, maka dia adalah pendusta; dan Orang yang mengaku cinta kepada Alloh SWT tetapi dia mengeluh terhadap setiap musibah yang menimpanya, maka dia adalah pendusta.”

Ibnu Atha’ berkata : “Seorang hamba dapat dilihat kebenaran dan kepura-puraannya disaat dia berada dalam kondisi susah dan lapang. Barang siapa yang bersyukur disaat keadaannya yang lapang dan berkeluh kesah dalam keadaan susah, maka dia termasuk pembohong. Dan seandainya seluruh ilmu di bumi diserahkan pada seorang manusia saja kemudian dia berkeluh kesah atas musibah yang menimpanya, maka ilmu dan amalnya tidak akan bermanfaat baginya.

Barang siapa yang mengakui tiga hal tetapi dia tidak membersihkan diri dari tiga hal lainnya, maka ia termasuk orang yang tertipu. Mereka adalah orang yang mengaku merasakan manisnya cinta dengan berdzikir kepada Alloh SWT tetapi dia mencintai dunianya; Orang yang mengaku cinta keikhlasan dalam beramal tetapi menginginkan manusia mengagungkan dan memuliakannya; Orang yang mengaku cinta kepada Alloh SWT tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk mengorbankan dirinya di jalan Alloh SWT (beramal; baik dengan harta atau ilmunya).

Rosulalloh saw bersabda : Akan datang suatu zaman pada umatku dimana mereka akan mencintai lima hal dan melalaikan lima hal lainnya yaitu mereka mencintai dunia tetapi melalaikan akherat, mereka mencintai harta tetapi melalaikan hisabnya (perhitungannya kelak di akherat), mereka mencintai mahluk tetapi melalaikan Al-Khaliq (Alloh SWT Yang Menciptakan), Mereka suka melakukan dosa tetapi melalaikan tobat, mereka suka membangun dunia tetapi melalaikan membangun kubur.”

Di dalam kitab Uyunul AkhbarSyaqiq Al Bulkhi berkata : “Manusia mengucapkan tiga hal tetapi mereka benar-benar mengingkari apa yang diucapkannya itu dalam perbuatannya. Mereka berkata; “Kami adalah hamba-hamba Alloh SWT” tetapi perbuatan mereka seperti perbuatan orang-orang yang merdeka (mengagungkan kebebasan). Lalu mereka berkata; ”Alloh SWT yang menanggung semua rezeki kami” tetapi hati mereka tidak tenang dan tidak merasa puas dengan dunia dan mengupulkan harta kekayaan. Terakhir mereka mengatakan; ”Kematian adalah kepastian” tetapi perbuatan mereka seolah-olah tidak akan mati." Manusia menjadi munafik dengan pengingkaran atas ucapan mereka sendiri.

Rosulalloh saw bersabda : “Sungguh beruntung orang-orang yang diberi petunjuk memeluk islam, hidupnya akan terjaga dan merasa cukup dan puas dengan apa yang diberikan Alloh SWT.”

Oleh sebab itu menjadi keharusan bagi orang yang berakal untuk taat kepada Alloh SWT dengan tulus ikhlas, takut kepada Alloh SWT, dan rasa sabar. Ridho dengan segala Qodha’-Nya, sabar atas cobaan-Nya, bersyukur atas segala nikmat-Nya, menerima dengan tulus ikhlas akan pemberian-Nya, takut akan azab-Nya.

Alloh SWT Berfirman : “Barang siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku, tidak sabar atas cobaan-ku, tidak bersyukuyr atas nikmat-Ku, tidak puas dengan pemberian-Ku, maka hendaklah ia mencari tuhan selain Aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar