A.
PENGERTIAN
TEKS PIDATO
Teks pidato adalah teks yang berisi
informasi berupa pengungkapan gagasan atau ide dari pembicara tentang suatu hal
kepada khalayak. Teks pidato merupakan bentuk komunikasi satu arah. Artinya,
informasi disampaikan hanya dari pihak orator/pembicara sehingga tidak terjadi
pertukaran informasi dalam bentuk tanggapan dari pihak audiens. Orang yang
berpidato sering disebut juga orator.
B.
METODE
BERPIDATO
Ada
4 metode yang biasanya dipakai dalam berpidato yaitu :
1.
Metode
Sertamerta atau Spontanitas atau Improntu
Merupakan
cara berpidato yang tidak ada persiapan sama sekali dan apa adanya. Biasanya
dipakai pada saat mendadak atau darurat. Keberhasilan metode ini sangat
bergantung pada kemampuan dan kemahiran serta perbendaharaan informasi dari
pembicara/orator.
2.
Metode
Menghapal
Merupakan
cara berpidato yang telah dipersiapkan dan direncanakan dengan baik dan matang,
baik dari segi materi pidato maupun kesiapan diri pembicara. Isi materi yang
telah dipersiapkan dihafalkan sebelum akhirnya disampaikan kepada audiens.
Kelemahan metode ini adalah daya ingat manusia terkadang terbatas sehingga
dimungkinkan ada isi informasi yang terlewat atau tidak tersampaikan karena
pembicara lupa.
3.
Metode
Naskah
Merupakan
cara berpidato dengan membaca naskah pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Keberhasilan penyampaian informasi dengan metode ini sangat besar namun
kelemahannya audiens bisa saja merasa bosan dan jenuh dengan cara penyampaian
jika informasi yang disajikan cukup panjang.
4.
Metode
Ekstemporan
Merupakan
cara berpidato yang mengandalkan kemampuan pembicara dalam mengembangkan
poin-poin penting yang menjadi gagasan pokok informasi yang akan dipaparkan
kepada audiens. Keterampilan dan kemahiran pembicara dalam mengolah informasi
sangat dibutuhkan untuk menunjang sukses tidaknya implementasi dari metode ini.
C.
STRUKTUR
TEKS PIDATO
1. Pembukaan
a.
Salam
pembuka
Contoh :
1)
Assalammualaikum, Wr. Wb. hadirin yang dirahmati
Allah SWT
2) Salam sejahtera untuk kita sekalian semoga kasih
sayang-Nya senantiasa mengiringi langkah aktivitas kita
b.
Ucapan
penghormatan
adalah ucapan penghormatan
kepada tamu atau audiens yang memiliki kedudukan tinggi atau dihormati.
Penyebutannya diawali dari audiens yang paling dihormati atau yang jabatannya
tertinggi kemudian ke audiens yang jabatannya paling rendah. Apabila banyak
audiens yang hadir maka tidak perlu disebutkan seluruhnya cukup yang paling
penting saja. Pemberian ucapan yang ter- (paling) cukup satu saja, disematkan
bagi audiens yang paling dihormati dari seluruh audiens yang hadir.
Contoh :
Yang terhormat Bupati Brebes
Yang saya hormati Kepala
Dinas Pndidikan Brebes
Yang saya hormati pula Camat
Larangan beserta jajarannya
Yang saya hormati Kepala SMK
Muhammadiyah Larangan beserta Dewan guru dan karyawan
Yang saya banggakan dan saya
cintai siswa kelas XII yang akan diwisuda
c.
Ucapan
syukur
Adalah pernyataan dari
pembicara untuk mengingatkan akan kebesaran Tuhan YME dan ucapan terima kasih
atas karunia yang telah diberikan Tuhan YME
kepada audiens.
Contoh :
1) Marilah
kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWt yang telah melimpahkan kesehatan
dan kesempatan sehingga kita dapat bertemu dan berkumpul dalam acara istimewa
hari ini.
2) Pertama.
marilah kita panjtkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahman dan rahimnya kepada kita sehingga kita diberikan nikmat iman, nikmat
islam dan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menghadiri acara ini. Kedua
kalinya tak lupa kita panjatkan sholawat serta salam kepada Nabii Muhammad SAW
yang menjadi teladan bagi umat Islam.
2. Isi Pidato
Adalah bagian inti atau pokok informasi dari pidato. Bagian ini
berisi ide/gagasan yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada audiens
berkaitan dengan suatu hal. Informasi yang disampaikan pada bagian ini harus
jelas dan terstruktur sehingga audiens benar-benar mendapatkan informasi secara
rinci dan lengkap. Dalam menyampaikan informasi, pembicara dapat memulainya
dari informasi yang bersifat umum kemudian berlanjut ke iinformasi yang
bersifat khusus atau pemaparan secara rinci maupun contoh-contoh.
3. Penutup Pidato
Bagian ini berisi 4 hal yaitu :
a.
Kesimpulan
dari apa yang telah disampaikan.
Contoh :
1)
Jadi, dapat kita tarik kesimpulan dari apa yang
telah saya uraikan yaitu …
2) Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan jika
dengan ikhtiar dan doa dapat mewujudkan harapan.
b.
Harapan
dari pembicara dengan informasi yang telah disampaikan.
Contoh :
1) Semoga
apa yang disampaikan tadi menambah wawasan kita akan bahaya narkoba di kalangan
generasi muda
2) Hanya
ini yang dapat saya sampaikan, saya berharap meskipun sedikit tetapi bisa
bermanfaat.
c.
Permohonan
maaf apabila terdapat kesalahan berbahasa saat penyampaian informasi.
Contoh :
1) Sebelum
saya akhiri, saya minta maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hari
saudara-saudara.
2) Mohon
maaf jika ada tutur kata dan tindakan saya, baik yang disengaja ataupun tidak
disengaja kurang diterima di hati hadirin, sekali lagi mohon dimaafkan.
d. Salam penutup
Contoh :
1) Sekian
pemaparan meteri dari saya, wabilahitaufik Walhidayah Wassalamualaikum, Wr. Wb.
2) Ini
adalah akhir dari pidato saya, terima kasih dan selamat siang.
D.
KESALAHAN
BERBAHASA DALAM BERPIDATO
1.
Kalimat
Pleonasme
Adalah
penggunaan kata yang bersinonim (bermakna sama; identik) dalam satu kalimat.
Contoh:
a. Para hadirin yang berbahagia.
(pleonasme)
Perbaikan
:
1) Para tamu yang berbahagia
2) Hadirin yang berbahagia
b. Hanya ini saja yang dapat saya sampikan
pada kesempatan ini. (pleonasme)
Perbaikan
:
1) Hanya ini yang dapat saya sampaikan pada
kesempatan ini.
2) Ini saja yang dapat saja sampaikan pada
kesempatan ini.
2.
Kalimat
yang Ambigu
Adalah
kalimat yang bermakna ganda atau memiliki dua penafsiran makna (multitafsir).
Sehingga diperlukan pemahaman terhadap konteks yang dibicarakan atau pesan yang
ingin disampaikan pembicara tentang makna kalimat tersebut.
Contoh :
a. Kita
perlu memberi tahu kepada masyarakat
tentang bahaya narkoba.
Makna 1 : Masyarakat perlu diberi tahu
(makanan dari kedelai)
Makna 2 : Masyarakat perlu diberi tahu (informasi)
b. Sambutan
berikutnya dari Bapak Lurah, waktu dan
tempat kami persilahkan.
Makna 1 : yang disilakan adalah waktu
dan tempat
Makna 2 : yang disilakan adalah Bapak
Lurah
3.
Kerancuan
Kalimat
Adalah
kalimat yang susunan gramatikalnya tidak beraturan.
Contoh :
a. Para
tamu undangan yang sudah pada hadir segera masuk ruang rapat.
(pengaruh dialek)
Perbaikan : Para tamu undangan yang telah
hadir segera masuk ruang rapat.
b. Kepada siswa kelas XII yang akan
diwisuda dimohon berkumpul. (kata depan yang tidak perlu)
Perbaikan : Siswa kelas XII yang akan
diwisuda dimohon berkumpul.
c. Majalah itu saya sudah membacanya. (penggunaan
subjek ganda)
Perbaikan : Saya sudah membaca majalah
itu.
4.
Kalimat
yang hiperkorek
Adalah
kalimat yang benar (baku secara gramatikal) tetapi dianggap salah dan kalimat
yang salah (tidak baku secara gramatikal) dianggap benar karena ketidaktahuan
pengguna bahasa.
Contoh :
a. Kita
harus mempraktekkan apa yang telah diajarkan
oleh pendahulu kita.
Perbaikan : mempraktikkan
b. Masyarakat
kini gemar berhutang ke bank untuk
memenuhi kebutuhan modal.
Perbaikan : berutang
c. Hadirin
perlu bernafas lega dengan keputusan
pemerintah menurunkan harga bahan pokok.
Perbaikan : bernapas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar