Kamis, 03 November 2016

PELAJARAN 3 MEMAHAMI TEKS PIDATO

A.   PENGERTIAN TEKS PIDATO
           Teks pidato adalah teks yang berisi informasi berupa pengungkapan gagasan atau ide dari pembicara tentang suatu hal kepada khalayak. Teks pidato merupakan bentuk komunikasi satu arah. Artinya, informasi disampaikan hanya dari pihak orator/pembicara sehingga tidak terjadi pertukaran informasi dalam bentuk tanggapan dari pihak audiens. Orang yang berpidato sering disebut juga orator.

B.    METODE BERPIDATO
Ada 4 metode yang biasanya dipakai dalam berpidato yaitu :
1.    Metode Sertamerta atau Spontanitas atau Improntu
Merupakan cara berpidato yang tidak ada persiapan sama sekali dan apa adanya. Biasanya dipakai pada saat mendadak atau darurat. Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada kemampuan dan kemahiran serta perbendaharaan informasi dari pembicara/orator.
2.    Metode Menghapal
Merupakan cara berpidato yang telah dipersiapkan dan direncanakan dengan baik dan matang, baik dari segi materi pidato maupun kesiapan diri pembicara. Isi materi yang telah dipersiapkan dihafalkan sebelum akhirnya disampaikan kepada audiens. Kelemahan metode ini adalah daya ingat manusia terkadang terbatas sehingga dimungkinkan ada isi informasi yang terlewat atau tidak tersampaikan karena pembicara lupa.
3.    Metode Naskah
Merupakan cara berpidato dengan membaca naskah pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya. Keberhasilan penyampaian informasi dengan metode ini sangat besar namun kelemahannya audiens bisa saja merasa bosan dan jenuh dengan cara penyampaian jika informasi yang disajikan cukup panjang.
4.    Metode Ekstemporan
Merupakan cara berpidato yang mengandalkan kemampuan pembicara dalam mengembangkan poin-poin penting yang menjadi gagasan pokok informasi yang akan dipaparkan kepada audiens. Keterampilan dan kemahiran pembicara dalam mengolah informasi sangat dibutuhkan untuk menunjang sukses tidaknya implementasi dari metode ini.

C.    STRUKTUR TEKS PIDATO
1.    Pembukaan
a.    Salam pembuka
Contoh :
1)    Assalammualaikum, Wr. Wb. hadirin yang dirahmati Allah SWT
2)  Salam sejahtera untuk kita sekalian semoga kasih sayang-Nya senantiasa mengiringi langkah aktivitas kita
b.    Ucapan penghormatan
adalah ucapan penghormatan kepada tamu atau audiens yang memiliki kedudukan tinggi atau dihormati. Penyebutannya diawali dari audiens yang paling dihormati atau yang jabatannya tertinggi kemudian ke audiens yang jabatannya paling rendah. Apabila banyak audiens yang hadir maka tidak perlu disebutkan seluruhnya cukup yang paling penting saja. Pemberian ucapan yang ter- (paling) cukup satu saja, disematkan bagi audiens yang paling dihormati dari seluruh audiens yang hadir.
Contoh :
Yang terhormat Bupati Brebes
Yang saya hormati Kepala Dinas Pndidikan Brebes
Yang saya hormati pula Camat Larangan beserta jajarannya
Yang saya hormati Kepala SMK Muhammadiyah Larangan beserta Dewan guru dan karyawan
Yang saya banggakan dan saya cintai siswa kelas XII yang akan diwisuda
c.     Ucapan syukur
Adalah pernyataan dari pembicara untuk mengingatkan akan kebesaran Tuhan YME dan ucapan terima kasih atas karunia yang telah diberikan Tuhan YME  kepada audiens.
Contoh :
1)  Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWt yang telah melimpahkan kesehatan dan kesempatan sehingga kita dapat bertemu dan berkumpul dalam acara istimewa hari ini.
2) Pertama. marilah kita panjtkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahman dan rahimnya kepada kita sehingga kita diberikan nikmat iman, nikmat islam dan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menghadiri acara ini. Kedua kalinya tak lupa kita panjatkan sholawat serta salam kepada Nabii Muhammad SAW yang menjadi teladan bagi umat Islam.

2.    Isi Pidato
Adalah bagian inti atau pokok informasi dari pidato. Bagian ini berisi ide/gagasan yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada audiens berkaitan dengan suatu hal. Informasi yang disampaikan pada bagian ini harus jelas dan terstruktur sehingga audiens benar-benar mendapatkan informasi secara rinci dan lengkap. Dalam menyampaikan informasi, pembicara dapat memulainya dari informasi yang bersifat umum kemudian berlanjut ke iinformasi yang bersifat khusus atau pemaparan secara rinci maupun contoh-contoh.

3.    Penutup Pidato
Bagian ini berisi 4 hal yaitu :
a.    Kesimpulan dari apa yang telah disampaikan.
Contoh :
1)    Jadi, dapat kita tarik kesimpulan dari apa yang telah saya uraikan yaitu …
2) Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan jika dengan ikhtiar dan doa dapat mewujudkan harapan.
b.    Harapan dari pembicara dengan informasi yang telah disampaikan.
Contoh :
1) Semoga apa yang disampaikan tadi menambah wawasan kita akan bahaya narkoba di kalangan generasi muda
2) Hanya ini yang dapat saya sampaikan, saya berharap meskipun sedikit tetapi bisa bermanfaat.
c.     Permohonan maaf apabila terdapat kesalahan berbahasa saat penyampaian informasi.
Contoh :
1) Sebelum saya akhiri, saya minta maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hari saudara-saudara.
2)  Mohon maaf jika ada tutur kata dan tindakan saya, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja kurang diterima di hati hadirin, sekali lagi mohon dimaafkan.
d.    Salam penutup
Contoh :
1)  Sekian pemaparan meteri dari saya, wabilahitaufik Walhidayah Wassalamualaikum, Wr. Wb.
2)  Ini adalah akhir dari pidato saya, terima kasih dan selamat siang.

D.   KESALAHAN BERBAHASA DALAM BERPIDATO
1.    Kalimat Pleonasme
Adalah penggunaan kata yang bersinonim (bermakna sama; identik) dalam satu kalimat.
Contoh:
a.    Para hadirin yang berbahagia. (pleonasme)
Perbaikan :
1)    Para tamu yang berbahagia
2)    Hadirin yang berbahagia
b.    Hanya ini saja yang dapat saya sampikan pada kesempatan ini. (pleonasme)
Perbaikan :
1)    Hanya ini yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini.
2)    Ini saja yang dapat saja sampaikan pada kesempatan ini.

2.    Kalimat yang Ambigu
Adalah kalimat yang bermakna ganda atau memiliki dua penafsiran makna (multitafsir). Sehingga diperlukan pemahaman terhadap konteks yang dibicarakan atau pesan yang ingin disampaikan pembicara tentang makna kalimat tersebut.
Contoh :
a.    Kita perlu memberi tahu kepada masyarakat tentang bahaya narkoba.
Makna 1 : Masyarakat perlu diberi tahu (makanan dari kedelai)
Makna 2 : Masyarakat perlu diberi tahu (informasi)
b.    Sambutan berikutnya dari Bapak Lurah, waktu dan tempat kami persilahkan.
Makna 1 : yang disilakan adalah waktu dan tempat
Makna 2 : yang disilakan adalah Bapak Lurah

3.    Kerancuan Kalimat
Adalah kalimat yang susunan gramatikalnya tidak beraturan.
Contoh :
a.  Para tamu undangan yang sudah pada hadir segera masuk ruang rapat. (pengaruh dialek)
Perbaikan : Para tamu undangan yang telah hadir segera masuk ruang rapat.
b.    Kepada siswa kelas XII yang akan diwisuda dimohon berkumpul. (kata depan yang tidak perlu)
Perbaikan : Siswa kelas XII yang akan diwisuda dimohon berkumpul.
c.     Majalah itu saya sudah membacanya. (penggunaan subjek ganda)
Perbaikan : Saya sudah membaca majalah itu.

4.    Kalimat yang hiperkorek
Adalah kalimat yang benar (baku secara gramatikal) tetapi dianggap salah dan kalimat yang salah (tidak baku secara gramatikal) dianggap benar karena ketidaktahuan pengguna bahasa.
Contoh :
a.    Kita harus mempraktekkan apa yang telah diajarkan oleh pendahulu kita.
Perbaikan : mempraktikkan
b.    Masyarakat kini gemar berhutang ke bank untuk memenuhi kebutuhan modal.
Perbaikan : berutang
c.     Hadirin perlu bernafas lega dengan keputusan pemerintah menurunkan harga bahan pokok.
Perbaikan : bernapas







Tidak ada komentar:

Posting Komentar