A.Pengertian Teks Prosedur Kompleks, Teks Prosedur Sederhana dan Teks
Protokol
Teks prosedur kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah atau
tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Prosedur yang harus
dilakukan oleh seseorang merupakan sebuah aturan atau syarat yang harus diikuti
atau dipenuhi. Apabila kita tidak mengikuti prosedur atau aturan yang
ditentukan maka tujuan yang diharapkan tidak tercapai.
Teks prosedur dikatakan kompleks
karena terdapat keterangan pada setiap langkah yang harus ditempuh. Keterangan
tersebut diperlukan agar setiap tindakan yang dilakukan pada setiap langkah
dapat dipahami dengan mudah. Keterangan tersebut biasanya berupa petunjuk
tentang langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh partisipan untuk menyelesaikan urutan yang harus dipenuhi atau dilakukan
agar tujuan yang diharapkan tercapai.
Selain itu, terdapat syarat dan
pilihan dalam sebuah teks prosedur kompleks. Apabila salah satu syarat pada
salah satu langkah tidak terpenuhi maka langkah-langkah selanjutnya tidak dapat
dilaksanakan. Hal itu berarti tujuan
yang akan dicapai gagal. Langkah-langkah yang ada hanya dapat dilaksanakan
dengan memenuhi berbagai syarat. Langkah yang satu menentukan langkah berikutnya.
Terkait dengan pilihan, apabila pilihan yang diambil adalah A maka langkah
berikutnya berbeda jika pilihan B yang diambil. Apabila terjadi salah pilih
maka suatu prosedur tidak dapat diulangi.
Syarat dan pilihan tersebut
biasanya diungkapkan dengan konjungsi sayarat seperti jika,
seandainya, apabila dan konjungsi temporal seperti lalu kemudian, setelah itu. Konjungsi jika berfungsi untuk mengidentifikasi syarat yang diminta sedangkan
konjungsi setelah, kemudian, untuk
menentukan seberapa banyak atau sedikitnya langkah yang diperlukan dalam
menyelesaikan prosedur. Penggunaan konjungsi ini juga yang membuat teks prosedur menjadi kompleks.
Teks prosedur sederhana adalah teks yang hanya menyajikan suatu prosedur
yang hanya dapat ditempauh dengan dua atau tiga langkah saja. Misalnya cara
mengoperasikan setrika listrik, cara menyalakan televisi, cara mengirim pesan
melalui HP, dan lain-lain. Langkah awal merupakan syarat bagi langkah
berikutnya. Oleh sebab itu, dua atau tiga langkah yang sederhana itu tidak
dapat diubah urutannya.
Teks protokol adalah teks prosedur yang langkah-langkah
kerjanya tidak terlalu ketat. Artinya,
urutan langkah-langkah kerja pada teks protokol dapat diubah. Langkah-langkah
itu tidak harus ditempuh secara urut karena tidak saling menentukan. Meskipun
kita mengubah urutan langkah kerja dalam menyelesaikan sesuatu pada teks
protokol maka tujuan yang diharapkan tetap dapat terpenuhi. Misalnya cara
memasak mi instan. Pertama kita didihkan air kemudian kita bisa memasukkan mi
instan ke dalam air yang mendidih. Setelah itu, kita bebas menentukan apakah
bumbu racik mi instan akan kita masukkan bersama mi yang sedang dimasak atau
kita pisahkan ke dalam wadah tersendiri yang telah disediakan. Kemudian saat mi
telah matang kita tuangkan ke dalam wadah. Terakhir, mi instan siap
dihidangkan.
B. Ciri-ciri Teks Prosedur Kompleks
1. Terdiri atas banyak langkah dan langkah-langkah tersebut berjenjang
dengan sublangkah pada setiap langkahnya.
2. Tiap sublangkah terdapat keterangan sebagai petunjuk agar dalam
mengerjakan setiap langkah mudah dipahami.
3. Langkah awal merupakan sayarat bagi langkah berikutnya.
4. Langkah-langkah tersebut tidak dapat dipertukarkan atau diubah
urutannya.
C. Struktur Teks Prosedur Kompleks
1.
Tujuan
Merupakan
hasil akhir yang akan dicapai.
2.
Langkah-langkah
Merupakan
cara; metode; sistematika; kegiatan yang dilakukan atau yang ditempuh agar
tujuan tercapai.
D. Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks
1.
Partisipan dan Ciri Kebahasaannya
a. Pengertian Partisipan
Partisipan adalah segala sesuatu yang
terlibat, melakukan tindakan, atau dikenai perisitiwa dalam sebuah teks, baik
manusia atau pun benda. Sebuah teks biasanya berisi “siapa” (partisipan)
melakukan “apa” (peristiwa) di suatu tempat pada waktu tertentu.
b. Ciri Kebahasaan Partisipan
Dalam sebuah teks, partisipan ditandai
dengan penggunaan pronomina (kata ganti). Pronomina (kata ganti) adalah kata
yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu
secara tidak langsung. Dalam hal ini, pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu :
1) Paronomina Persona (kata ganti orang)
a) Persona Tunggal
Contohnya seperti ia, dia, anda,
kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-.
b) Persona Jamak
Contohnya seperti kita, kami,
kalian, mereka, hadirin, para.
2) Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang)
a) Pronomina Penunjuk
Contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana.
b) Pronomina Penanya
Contohnya seperti apa, mana, siapa.
2.
Kata Pengacuan atau Referensial
Kata pengacuan merupakan alat kohesi
yang baik karena dapat menghindari pengulangan kata yang sama terus-menerus
dalam sebuah teks. Kohesi adalah keterikatan antarunsur sintaksis atau struktur
wacana (pembentukan kata atau kalimat) yang ditandai antara lain konjungsi,
pengulangan, penyulihan, dan pelesapan. Contohnya berdasarkan hal tersebut, oleh karena itu, berkaitan dengan hal itu, dan
lain-lain. Perhatikan tabel berikut ini :
No
|
Pengacuan
|
Hal yang Diacu
|
Pengacuan dalam Kalimat
|
1
|
Keterlibatan inilah
|
Melibatkan diri dalam aksi protes mehasiswa menentang tatanan politik
yang menempatkan orang kulit outih lebih tinggi dari orang kulit hitam
|
Keterlibatan inilah yang kemudian menentukan jalan panjang yang harus dia tempuh dalam
memperjuangkan persamaan hak bagi mayoritas orang kulit hitam di Afrika
Selatan.
|
2
|
Oleh karena itu
|
Siswa perlu menyadari bahwa deforestasi (kerusakan hutan) di
Indonesia sudah cukup parah dan meprihatinkan.
|
Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa setiap siswa diminta untuk melakukan
tindakan penyelamatan hutan dengan mulakukan kegiatan reboisasi dengan
menggandeng perhutani setempat
|
3.
Verba Material
Verba material adalah verba yang mengacu
pada tindakan fisik atau peristiwa. Misalnya membaca, menulis, bernyanyi, tertidur. Kata kerja material
berfungsi untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh
partisipan. Dalam verba material terdapat aktor dan sasaran. Aktor adalah
partisipan yang melakukan sesuatu sedangkan sasaran merupakan partisipan lain
yang dituju oleh kata kerja itu (tidak selalu ada). Misalnya :
a. Ayah (aktor) membaca (verba
material) koran (sasaran).
b. Tabrakan itu (aktor) mengakibatkan (verba material) pengemudi truk
(sasaran) tewas.
4.
Verba Tingkah Laku
Verba tingkah laku adalah verba yang
mengacu pada sikap yang dinyatakan dengan ungkapan verbal (bukan sikap mental
yang tidak tampak). Misalnya memprotes, mendukung,
menolak, menerima, menyetujui, sepakat. Contoh dalam kalimat :
a. Pengemudi memiliki dua alternatif jika menerima tilang yaitu menerima
atau menolak
tuduhan pelanggaran yang disampaikan petugas.
b. Sekolah mendukung kegiatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi siswa
dalam bidang kesenian yang bertujuan melestarikan nilai-nilai luhur budaya
bangsa.
5.
Konjungsi Temporal
Konjungsi temporan adalah konjungsi
(kata hubung) yang mengacu pada urutan waktu, peristiwa, suasana yang
digambarkan dalam teks. Konjungsi temporan berfungsi menjadi alat kohesi dalam
teks. Misalnya ketika, lalu, setelah itu,
kemudian, pertama, kedua, mula-mula, akhirnya. Contoh dalam kalimat :
a. Mula-mula adik berpegangan pada kursi, setelah
itu dia pun mulai berdiri kemudian berjalan perlahan meniti pinggiran tembok akhirnya adik pun mulai bisa berjalan.
b. Pertama masukkan teh celup ke dalam gelas
yang telah disediakan bersama gula pasir secukupnya. Kedua tuangkan air panas
ke dalam gelas tadi. Ketiga aduk beberapa kali sambil teh
dicelup-celupkan hingga warna air terlihat pekat serta gula melarut. Keempat
teh seduh siap diminum.
E. Pengertian dan Fungsi Kalimat Imperatif
Kalimat imperatif adalah kalimat
yang mengandung perintah. Kalimat imperatif berfungsi meminta atau melarang
seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Contoh :
1. Pahamilah setiap penjelasan guru.
2. Kenali petugas yang menilang anda.
3. Jangan serahkan STNK dan kendaraan begitu saja.
4. Tidak boleh menginjak rumput yang ada di tanam.
F. Pengertian dan Fungsi Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat
yang berisi pernyataan, informasi atau berita. Kalimat deklaratif berfungsi
memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Contoh :
1. Siswa memahami setiap penjelasan guru.
2. Pengendara yang ditilang mengenali petugas kepolisian yang menilang.
3. Pengguna kendaraan tidak menyerahkan begitu saja STNK dan kendaraanya
kepada petugas.
4. Para pengunjung tidak menginjak rumput di taman itu.
G. Pengertian dan Fungsi Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat
yang berisi pertanyaan. Kalimat interogatif berfungsi untuk meminta informasi
tentang sesuatu. Kalimat interogatif dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Kalimat Klarifikasi
Adalah kalimat yang berisi penjelasan,
penjernihan tentang suatu informasi. Kalimat klarifikasi menuntut jawaban
berupa informasi. Contoh :
a. Mengapa Anda menyerahkan STNK dan Kendaraan begitu saja kepada petugas?
b. Bagaimanakah tingkah laku pengunjung taman itu saat melewati rumput?
2. Kalimat konfirmasi
Adalah kalimat yang berisi penegasan atau
pembenaran terhadap suatu informasi. Kalimat konfirmasi menuntut jawaban ya
atau tidak; benar atau tidak. Contoh :
a. Apakah siswa memahami penjelasan guru?
b. Benarkah pengendara yang ditilang mengenali petugas kepolisian yang
menilang?
H. Cara Menyusun Urutan Teks Prosedur Kompleks
Untuk menguji kebenaran urutan kalimat dalam suatu wacana kita dapat
memperhatikan kata penanda wacana seperti pertama,
kedua, mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu serta memperhatikan kata
penunjuk seperti berikut ini, itu,
tersebut. Kita juga dapat memperhatikan hubungan (korelasi) antara kata
yang satu dengan kata yang lain serta kata yang disebutkan berulang-ulang. Untuk
penanda wacana berupa kata akhirnya,
maka, sehingga biasanya untuk menunjukkan bahwa tujuan yang dimaksud sudah
tercapai.
I. Pengertian Membaca Ekspresif
Membaca ekpresif adalah kegiatan membaca dengan penuh penghayatan untuk
mengekpresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman penulis. Pada umumnya, membaca
ekpresif dilakukan dengan suara keras, gaya dan penampilan sesuai isi materi
yang dibaca serta biasa dilakukan di depan khalayak. Contohnya adalah membaca sajak
atau puisi, membacakan dongeng dan lain-lain.
J. Prinsip dan Teknik Membaca Ekspresif (Puisi)
1.
Prinsip Membaca Puisi
a.
Volume Suara
Adalah
derajat keras lemahnya suara pada saat membaca sajak atau puisi.
b.
Artikulasi Suara
Adalah
teknik pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan suara yang jelas dan
pilah (jeda yang tepat).
c.
Intonasi
Adalah
lagu dalam membaca yang meliputi pemenggalan kata (jeda), tinggi rendahnya
suara saat membaca larik demi larik sajak atau puisi.
d.
Gerak Tubuh (Gesture)
Adalah
gerak seluruh anggota tubuh meliputi kaki, tangan, badan, kepala sesuai dengan
isi sajak atau puisi yang dibaca.
e.
Mimik (Ekspresi)
Adalah ekpresi
atau perubahan raut wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana (misalnya
sedih, bahagia, semangat) yang digambarkan oleh puisi atau sajak yang dibaca.
f.
Pandangan Mata (Fokus)
Adalah
arah pandangan mata yang ditujukan kepada seluruh penjuru tempat di mana
penonton berada.
2.
Teknik Membaca Puisi
Ada
beberapa hal yang harus kita perhatikan saat akan membaca puisi atau sajak di
atas pentas, yaitu :
a. Yakinlah jika kita sudah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan
pakaian sesuai dengan isi sajak atau puisi yang akan dibaca.
b. Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum memulai
membaca.
c. Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala
penjuru sambil memberikan pernghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan
kepala.
d. Hayatilah sajak atau puisi yang kita baca dengan memahami isi dan
pesannya.
e. Bacalah sajak atau puisi tersebut dengan artikulasi yang jelas, volume
suara yang dapat menjangkau seluruh penonton serta dengan intonasi yang menarik
dan bagus.
f. Aturlah napas dengan baik dengan mengatur pemenggalan kata (jeda),
larik, dan bait sajak atau puisi tersebut.
g. Pusatkan perhatian pada sajak atau puisi yang dobaca dengan
mengendalikan diri tanpa terpengaruh penonton.
K. Empat Fungsi Bahasa
Menurut Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics
(2010:236) bahasa memiliki empat fungsi yaitu :
1.
Fungsi Ekspresif
Fungsi
ekpresif berkaitan dengan penggunaan bahasa untuk menampilkan hal-hal yang
berkaitan dengan diri pengguna bahasa/pembicara/penulis seperti perasaan, pikiran,
pilihan, prasangka dan pengalamannya.
2.
Fungsi Deskriptif
Fungsi
deskriptif disebut juga fungsi ideasional yaitu fungsi bahasa yang berkaitan
dengan penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi faktual.
3.
Fungsi Sosial
Fungsi
sosial atau disebut juga fungsi interpersonal merupakan fungsi bahasa yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa sebagai alat untuk menjalin dan memapankan
hubungan sosial di antara pengguna bahasa.
4.
Fungsi Tekstual
Fungsi
tekstual adalah fungsi bahasa yang berkaitan dengan cara penciptaan teks, baik
lisan maupun tulis, runtuk dan sesuai konteks (situasi).
L. Korelasi Fungsi Ekspresif dan Fungsi Tekstual
Fungsi
ekpresif berkaitan dengan fungsi
tekstual dalam hal ini untuk mengungkapkan diri pembicara atau penulis
(perasaan, pikiran, pilihan, prasangka dan pengalaman), dapat diimplementasikan
melalui media tulis maupun lisan. Jadi, untuk menunjukkan perasaan, pikiran,
pilihan, prasangka dan pengalaman seseorang maka seorang pembicara atau penulis
dapat menggunakan berbagai media; alat; perangkat komunikasi verbal, baik
berupa tulisan ataupun ucapan lisan.