D.
Makna Idiomatikal dan Peribahasa
1.
Makna Idiomatikal
a.
Idiomatikal
Adalah satuan
bahasa (dapat berupa kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya tidak sama dengan
unsur-unsur kata pembentuknya. Unsur-unsur pembentuk kata menghasilkan makna
yang baru. Contoh :
1) Tim pemasaran siswa kewirausahaan bergerilya mencari pelanggan.
Bergerilya
makna sebenarnya adalah teknik berperang dengan cara
berpindah-pindah tempat. Namun dalam kalimat di atas bergerilya bermakna berpindah
tempat mencari pelanggan.
2) Andi semakin tenggelam dalam
lamunannya.
Tenggelam
makna sebenarnya adalah terbawa masuk ke dalam air
yang dalam. Namun, dalam kalimat di atas maksudnya adalah terlena dalam
lamunan.
b.
Frasa Idiomatikal
Adalah kelompok
kata yang isinya merupakan idiom/ungkapan yang terdiri dari gabungan dua kata
atau lebih. Contoh :
1) Dia pun di bawa ke meja hijau
untuk mendapatkan hukuman. ( meja hijau = pengadilan)
2) Ia adalah sosok yang rendah hati
sehingga disukai teman-teman. (rendah hati = tidak sombong)
2.
Peribahasa
Adalah kalimat yang
susunannya tetap dan mengiaskan maksud tertentu. Peribahasa mengandung ajaran
moral dan budi pekerti. Peribahasa dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
Pepatah
Adalah peribahasa
yang mengandung nasihat. Contoh :
1) Malu bertanya sesat di jalan
Artinya, belajarlah pada orang yang lebih pintar
dari kita agar kita tidak melakukan kesalahan.
2) Datang tampak muka pulang tampak punggung
Artinya, saat datang ucapkan salam dan saat pulang
jangan lupa berpamitan.
b.
Perumpamaan
Adalah peribahasa
yang menyamakan satu hal dengan hal lainnya yang dianggap mirip atau sama.
Biasanya menggunakan kata seperti,
bagaikan, bak, laksana, ibarat, seumpama, semacam. Contoh :
1) Sudah lama dia tidak bertegur sapa, bertemu pun pasti berseteru seperti anjing dan kucing saja. (artinya tidak pernah akur)
2) Nasib pekerjaannya bagaikan
telur di ujung tanduk, membuat dia kebingungan untuk memilih keluar
dari pekerjaannya atau melanjutkan. (artinya
kritis, mengkhawatirkan)
c.
Gaya Bahasa/Majas
Majas
menurut KBBI adalah cara melukiskan sesuatu dengan cara menyamakan dengan
sesuatu yang lain. Majas juga bermakna cara mengungkapkan ide/gagasan dengan
menggunakan bahasa yang khas. Majas dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu :
1) Majas Sindiran
2) Majas Penegasan
3) Majas Pertautan
4) Majas Pertentangan
5) Majas Perbandingan
1) Majas Sindiran
a. Ironi
Adalah
majas sindiran berupa katalimat yang bertentangan dengan kata yang
dimaksud. Ironi juga disebut majas
sindiran yang halus. Contoh :
(1) Santun sekali ucapanmu
sampai membuat telinga kami memerah.
(2) Rajin sekali ya anak itu, jam Sembilan baru bangun.
(3) Bagus sekali dandananmu sampai hantu pun kalah seramnya.
b. Sinisme
Adalah
majas sindiran yang lebih kasar dari ironi. Contoh :
(1) Dasar, kalau bicara dipikir dulu jangan asal njeplak!
(2) Kalau jalan itu ya pakai mata, jangan pakai dengkul.
(3) Dasar perut karet, makanan apa saja pasti diembat.
c. Sarkasme
Adalah
majas sindiran yang sangat kasar. Contoh :
(1) Dasar anak haram, lebih baik
kamu pergi dari sini sekarang!
(2) Mau muntah aku melihatmu lagi
di sini.
(3) Punya otak tidak sih kamu?
soal semudah ini tidak bisa, dasar
bodoh!
2) Majas Penegasan
a. Pleonasme
Adalah majas yang
menggunakan kata-kata yang berlebihan/mubazir. Contoh :
(1) Mereka mendongak ke atas
untuk melihat bintang.
(2) Seluruh siswa-siswa diminta
tenang dan tidak gaduh saat KBM.
(3) Pesawat itu terbang tinggi ke
angkasa.
b. Repetisi
Adalah
majas yang mengulang kata untuk memberi penegasan atau pentingnya kata yang
dimaksud. Contoh :
(1) Benar, memang benar dialah pelakunya.
(2) Sayang, aku mohon jangan
tinggalkan aku sayang.
(3) Sudah, sudahlah tak perlu
kau ungkit lagi masa lalu.
c. Paralelisme
Adalah majas
pengulangan kata pada puisi. Paralelisme dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(1)
Anafora
Adalah majas pengulangan kata di awal
baris pada puisi. Contoh :
Aku
hanyalah sampah, dalam hidupmu
Aku
hanyalah sampah, untuk hari-harimu
Aku
hanyalah sampah, di hatimu.
(2)
Epifora
Adalah majas pengulangan kata di akhir
baris pada puisi. Contoh :
Kau menjadi pelangi
dalam hidupku
Kamu memberi warna indah
dalam hidupku
Menyegarkan pagi dalam hidupku
Meramaikan
hari-hari dalam hidupku
d. Tautologi
Adalah majas yang
menggunakan kata bersinonim. Contoh :
(1) Mereka sangat riang gembira
mengatahui lulun UN.
(2) Kerabat, saudara,
keluarga dan sanak family datang di acara itu.
(3) Kita harus rukun, akur, damai,
dan tentram dalam bertetangga.
e. Klimaks
Adalah majas yang
menyatakan beberapa hal secara berurutan dari yang terendah/kecil hingga yang
tertinggi/besar. Contoh :
(1) Siswa, karyawan, guru, hingga kepala sekolah
antusias mengikuti lomba.
(2) Jangankan seribu, seratus ribu,
satu juta, bahkan satu milyar
pun aku tak punya.
(3) Mulanya ia mengeluh,
lalu merintih, kemudian mengerang, menangis, hingga menjerit
kesakitan saat dibersihkan lukanya oleh perawat.
f. Antiklimaks
Adalah
majas yang menyatakan beberapa hal secara berurutan dari yang tertinggi/besar
hingga yang terendah/kecil. Contoh :
(1) Gedung, rumah-rumah, hingga gubuk liar semua dibongkar oleh
pemda.
(2) Orang tua, remaja, hingga anak-anak berteriak senang saat pertunjukkan
mulai berlangsung.
(3) Mulai dari mobil, motor,
hingga becak tidak bisa
melewati jalur itu lagi.
g. Koreksio
Adalah majas yang
meralat kesalahan yang sebenarnya disengaja. Contoh :
(1) Dia hanya kakak bagiku, oh bukan,
dia lebih dari itu, dia seperti kekasih buatku.
(2) Ibu ada di rumah, eh maksud saya
ada di rumah nenek di Bandung.
(3) Adik tadi menangis, eh bukan,
bukan dia hanya berakting saja tadi.
h. Preterito
Adalah majas yang
menyembunyikan sesuatu yang seolah-olah dirahasiakan padahal secara tidak sadar
diberitahukan langsung. Contoh :
(1) Jangan katakan kepada siapa pun ya jika saya tidak ikut pelajar tadi.
(2) Saya tidak mau membuka rahasia jika dia yang mencorat-coret dinding.
3) Majas Pertautan
a.
Alusio
Adalah majas yang
menggunakan peribahasa atau menggunakan peristiwa yang sudah umum/diketahui
masyarakat. Contoh :
(1) Jangan kau tiru perangai Si
Malin Kundang.
(2) Kita pasti tidak mau jika kejadian G30S PKI terjadi lagi di Indonesia.
b.
Metonimia
Adalah
majas yang menggunakan merek dagang yang dikenal. Contoh :
(1) Setiap hari dia mengendarai Byson
untuk pergi ke sekolah. (merk motor)
(2) Dengan menaiki Garuda,
Pak SBY dan rombongan bertolak ke India. (Merk/nama maskapai penerbangan)
c.
Sinekdoke
(1)
Pars Pro Toto
Adalah majas yang menyebutkan sebagian
untuk keseluruhan. Contoh :
a) Ibu membeli seekor ayam
di pasar untuk acara syukuran nanti sore.
b) Sudah lama aku tak melihat
batang hidungnya di kelas.
(2)
Totem Pro Parte
Adalah majas yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh :
a) Indonesia kemarin kalah 2-0
melawan Arab Saudi dalam Piala AFC 2014. (yang dimaksud kesebelasan/tim
sepakbola)
b) Juara 1 lomba baca puisi berhasil diraih oleh SMK Muhammadiyah. (yang dimaksud salah satu peserta dari siswa
SMK Muhammadiyah)
d.
Eufemisme
Adalah majas yang
menggunakan kata yang memiliki nilai kesopanan/halus. Contoh :
(1) Putra Bapak hanya sedikit tidak
mampu mengejar pelajaran dibandingkan siswa lainnya. (maksudnya bodoh)
(2) Mohon maaf, saya ingin ke
belakang sebentar. (maksudnya ke toilet)
e.
Antonomasia
Adalah majas yang
menggunakan nama julukan/nama pengganti. Contoh :
(1) Siapa kepala suku di
kelas ini, dia harus bertanggung jawab. (maksudnya adalah ketua kelas)
(2) Nah itu dia Si Cungkring
sudah datang. (maksudnya adalah anak kurus)
4) Majas Pertentangan
a.
Hiperbola
Adalah
majas yang menyatakan suatu hal dengan cara berlebih-lebihan.Contoh :
(1) Air matanya membanjiri pipi.
(2) Darahnya bercucuran mengotori
baju yang dipakainya.
(3) Kau mengagetkanku hingga jantungku
sampai mau copot.
b.
Litotes
Adalah
majas yang mengungkapkan suatu maksud secara berlawanan untuk merendah atau
menghormati agar terasa lebih sopan. Contoh :
(1) Silakan saudara mampir ke gubuk saya
jika sempat. (gubuk=rumah)
(2) Terimalah hadiah yang tidak
seberapa ini. (tidak seberapa=berharga)
(3) Saya juga sama dengan yang lain, hanya pegawai biasa di kantor itu. (pegawai biasa=pejabat penting)
c.
Aksimoron
Adalah majas yang
mengungkapkan dua maksud yang berlawanan di dalam satu kalimat. Contoh :
(1) Setelah menikah mereka bahagia,
namun hidupnya terlunta-tuna.
(2) Dia yang membuatku tertawa,
dia juga yang membuatku menangis.
(3) Meskipun perilakunya terlihat tenang,
sesungguhnya hatinya bergejolak.
d.
Kontradiksi Intermesis
Adalah majas yang
bertentangan dengan apa yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh :
(1) Semua siswa telah hadir,
kecuali si Arman.
(2) Seluruh peserta perkemahan
telah daftar ulang, hanya tinggal
beberapa anak yang belum.
(3) Selain Pak Camat, semua undangan telah datang di
acara itu.
e.
Antitesis
Adalah mejas yang
menggunakan kata yang berantonim (lawan kata). Contoh :
(1) Hidup dan matinya hanya diabdikan untuk Tuhan.
(2) Mereka berjanji selalu bersama saat susah maupun senang.
(3) Dia sudah pulang pergi
hampir sepuluh kali hanya untuk mengambil air.
f.
Paradoks
Adalah majas yang
seolah-olah bertentangan namun sesungguhnya tidak karena objek/keadaan yang
dipertentangkan memang berbeda. Contoh :
(1) Di tengah keramaian
Jakarta, dia masih merasa kesepian.
(2) Hidupnya sebatang kara,
hanya ditemani adik semata
wayangnya.
(3) Ayam mati kelaparan di
dalam lumbung padi.
g.
Anakronisme
Adalah majas yang
menunjukkan peristiwa yang tidak masuk akal/tidak logis. Contoh:
(1) Begitu anak itu lahir, ia langsung mengembangkan senyum yang manis.
(2) Bisa-bisa terjadi perang dunia ketiga jika saat itu dipenegoro menyerbu.
5) Majas Perbandingan
a.
Asosiasi
Adalah majas yang
membandingkan suatu hal yang telah disebutkan sebelumnya dengan hal lain yang memiliki
sifat yang dianggap sama/mirip. Biasanya menggunakan kata pembanding seperti, bagaikan, laksana, bak, ibarat.
Contoh :
(1) Mukanya pucat pasi bagai bulan kesiangan.
(2) Bibirnya seperti delima yang merekah.
(3) Hidupnya bagaikan telur diujung tanduk.
b.
Simile
Adalah majas yang
membandingkan dua hal yang memang berbeda tetapi dianggap sama. Contoh :
(1) Di tengah kesunyian hatinya menderu rindu.
(2) Hidupnya sangat mujur hingga hartanya tak lagi terhitung jari.
c.
Metafora
Adalah majas yang
membandingkan dua hal karena ada persamaan sifat. Contoh :
(1) Padi di sawah mulai menguning keemasan siap untuk
dipanen.
(2) Koruptor itu adalah tikus yang menggerogoti uang rakyat.
(3) Kamu menjadi benalu di
keluarga ini.
d.
Alegori
Adalah majas yang
membandingkan dua hal yang berkaitan secara utuh/langsung. Contoh :
(1) Jika anda mengarungi samudera kehidupan ini pasti akan menemui topan
badai di tengah perjalanan.
(2) Hidup ini memang putaran roda, kadang kita berada di atas namun suatu
waktu kita berada di bawah.
e.
Personifikasi
Adalah majas yang
membandingkan suatu benda memiliki sifat manusia. Contoh :
(1) Nyiur di pantai itu melambai-lambai dibelai angin laut.
(2) Rumput liar yang bergoyang seragam saat angin
bertiup.
(3) Badai itu menyapu seluruh wilayah perumahan di
desa Danareja.
f.
Tropen
Adalah majas yang
menggunakan kata kiasan untuk menyatakan maksud secara tepat. Contoh :
(1) Presiden akan segera terbang
ke pertemuan APEC di Bali.
(2) Hatinya telah terkait oleh
janji-janji manis kekasihnya.