Selasa, 22 Juni 2010

Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw


Model pembelajaran kooperatif Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu (1) efisiensi waktu pembelajaran karena siswa terbagi dalam kelompok-kelompok yang mempelajari sub-sub materi; (2) meningkatkan minat belajar karena setiap siswa merasa bertanggung jawab pada diri sendiri dan kelompoknya atas bagian materi yang dipelajarinya; dan (3) memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan materi di dalam kelompoknya sehingga lebih memahami suatu materi tersebut.

Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif adalah selain membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif yang lebih baik diantara siswa, pembelajaran kooperatif juga membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka (Ibrahim,dkk, 2000). Dalam pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama mengerjakan suatu tugas secara bersama-sama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Diharapkan dengan kerjasama siswa ini keterampilan untuk belajar bersama meningkat dan kemampuan siswa juga meningkat.(Ibrahim,dkk, 2000).

Pada penelitian ini Kompetensi Dasar (KD) siswa dijabarkan menjadi bebebapa indikator yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, waktu yang tersedia dan fasilitas yang ada di sekolah. Kemampuan siswa yang dimaksud adalah siswa mampu mendeskripsikan pengertian sinonim dan polisemi, membedakan ciri sinonim dan polisemi, memberikan contoh struktur leksikal berupa sinonim dan polisemi, mengetahui dan menjelaskan suatu struktur leksikal dapat diklasifikasikan sebagai sinonim dan polisemi. Hal tersebut merupakan indikator yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran materi struktur leksikal berupa sinonim dan polisemi melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw.

Menurut Ibrahim,dkk. (2000), unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
  1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.
  2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.
  3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
  4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
  5. Siswa akan dikenai evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaanyang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
  6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
  7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri: (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin berbeda-beda, (4) penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu.

Ada berbagai model pembelajan kooperatif, diantaranya adalah: STAD (Student Team Division Achievment), Jigsaw, Investigasi Kelompok, dan sebagainya. Dalam Jigsaw, siswa bekerja dalam tim-tim heterogen seperti STAD. Siswa ditugasi mempelajari wacana atau bahan-bahan lain untuk dibaca dan diberikan ”Lembar Ahli” yang berisi topik yang berbeda untuk anggota setiap tim agar pada saat membaca (mempelajari) perhatian siswa fokus pada topik tersebut. Apabila setiap orang telah selesai membaca, siswa dari tim berbeda dengan topik yang sama bertemu dalam sebuah ”kelompok ahli” untuk membahas topik mereka selama kurang lebih 30 menit. Para ahli ini kemudian kembali ke tim asal mereka dan secara bergantian mengajar teman satu timnya tentang topik-topik ”keahlian mereka”. Akhirnya siswa diberi kuis tentang seluruh topik, dan skor kuis tersebut menjadi skor tim seperti pada STAD. Kunci kebehasilan Jigsaw adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung kepada anggota timnya untuk mendapat informasi yang dibutuhkannya agar dapat mengerjakan kuis dengan baik (Nur, 2005).

Persiapan untuk menggunakan Jigsaw adalah:
  1. Bahan ajar; membuat Lembar Ahli dan lembar kuis untuk tiap unit bahan ajar
  2. Menempatkan siswa dalam Tim heterogen
  3. Menempatkan siswa dalam kelompok ahli
  4. Penentuan skor dasar awal
  5. Mengatur jadwal kegiatan dengan urutan: membaca (tentang topik-topik ahli), diskusi kelompok ahli, laporan tim, kuis dan penghargaan tim atau kelompok.